Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Itu

16 April 2019   10:01 Diperbarui: 23 Oktober 2019   16:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala itu
Ku duduk di tepi pantai
Menatap senja yang begitu indah dengan warna jingganya
Bersama hembusan angin sejuk, ditemani oleh jiwa yang di selimuti harapan

Aku melihat cahaya yang begitu terang datang dari arah barat
Menghampiriku dengan senyuman indah yang terlihat diwajahnya
Ia memberi kehangatan pada hatiku yang lama membeku
Aku berharap bahwa ia adalah kebahagiaan yang telah lama ku nanti

Ternyata, aku yang terlalu berharap
Dirimu tak pernah menginginkanku
Kau pergi, menghilang dan meninggalkanku
Kepingan luka itu kembali datang menerpaku

Buih buih rasa sakit begitu mendera perasaanku
Similir duka dan air mata membasahi hatiku
Aku disekap dan ditikam kesunyian
Karenamu ruang ruang hatiku dibasuh kesepian

***

Lusy Mariana Pasaribu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun