Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Gelisah

24 Maret 2019   09:00 Diperbarui: 24 Maret 2019   09:19 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku gelisah, dicekam kesepian. Dibalut kebisuan
Harapanku mulai layu, jiwaku disapu kekeringan. Tak lagi merasakan damai
Aku memaksa hatiku untuk diam, diombang ambingkan kerapuhan. Terseret pada kepasrahan

Aku gelisah, resah menemani. Aku diburu rasa bersalah
Hatiku terbakar keegoisan, hingga retak dan berserakan. Menjadi kepingan kepingan yang tak utuh
Aku tersayat pada kesunyian hati,  dipenuhi amarah. Nalarku redup dan tak lagi terkendali

Aku gelisah, perjalanan hati penuh gejolak. Tak lagi ada cerita dan gairah
Hatiku tak lagi merasakan kenyamanan, riak riak waktuku di penuhi awan pekat yang kelam. Tergores kegetiran
Ruang hatiku ditebari bola api yang panas, disengat duri duri kekhawatiran. Tak lagi ada kelegaan

@lmp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun