Di jaman yang semakin dekat dengan hari kiamat, nampaknya korupsi telah menjadi budaya nasional yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebuah keprihatinan merasakan hal itu, sebab Indonesia adalah negeri dengan Ummat Islam terbesar di seluruh dunia. Namun apa mau dikata, korupsi bahkan telah dimulai sejak kanak-kanak, awalnya berbohong, lalu mulai korupsi kecil-kecilan dengan mencontek saat ujian, kelak saat dewasa, tak segan-segan memakan gaji buta, korupsi waktu, korupsi peralatan kantor, lebih parah korupsi uang rakyat. Konsep kesuksesan yang tertanam dalam mindset sebagian Ummat Islam telah bergeser dan membuktikan satu lagi kebenaran hadist nabi tentang penyakit wahn, cinta dunia dan takut mati. Orang berlomba memupuk kekayaan demi gengsi dan kesenangan, tanpa menghiraukan faktor halal dan haram.
Maka tak heran, bila muncul dalam sebuah ceramah ustadz di televisi, sebuah pertanyaan yang dilematis, “Bolehkah berhaji dengan uang korupsi?” Di jaman yang semakin dekat dengan hari kiamat ini, tak usahlah heran melihat orang yang beramal sholeh dengan uang haram. Mereka bersedekah, mendirikan masjid-masjid, membangun sekolah, berhaji, juga memberi makan keluarga mereka dengan uang haram. Namun, amal mereka tidak akan diterima oleh Allah SWT. Alasannya jelas, pertama mereka tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari makanan yang haram, haram di sini baik cara memperolehnya maupun haram zat-nya. Bagaimana mungkin orang yang makanannya haram akan diperhitungkan pahala hajinya? Kedua, dalam sebuah hadist yang cukup terkenal Rosulullah SAW mengatakan, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula.” (HR. Muslim). Maka bila uang haram itu digunakan untuk berhaji, boleh-boleh saja dia berhaji, tapi yang ia dapatkan tentunya hanya angan-angan akan pahala yang banyak. Sungguh sepatutnya kita beristighfar melihat maraknya tindak korupsi yang terjadi di negeri ini, baik yang terungkap maupun yang tidak terungkap, seraya kita berlindung kepada Allah SWT dari terjatuh ke dalam tindakan korupsi. Sebab selain tertolak masuk surga dan amal ibadahnya tak diterima, doa-doa pun tak akan terkabul, bila di dunia orang-orang yang mengambil harta haram nampak sukses, bahagia, sesungguhnya itu hanyalah fatamorgana saja, yang terjadi sebetulnya adalah Allah SWT sedang menunda siksa bagi mereka hingga di akherat kelak, dengan siksa yang pedih. Naudzubillahi min dzalik. Kontributor: Isah Kambali
sumber : ruharamain.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H