Mohon tunggu...
mariana lusia resubun
mariana lusia resubun Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mama

7 Januari 2017   22:50 Diperbarui: 7 Januari 2017   23:25 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama, kata pertama yang kuucap di masa kecilku
Mama, nama pertama yang kuucap dalam doaku
Mama, orang pertama yang kucari dalam tangis dan tawaku
Mama, daftar pertama hartaku yang paling berharga

Mama, orang pertama yang menghapus air mataku
Mama, orang pertama yang mencintaiku tanpa kata
Mama, orang pertama yang mencintaiku tanpa syarat
Mama, orang pertama yang memberi tanpa meminta

Mama, mengapa sering kau berbohong dan berkata semua baik adanya?
Mama, mengapa sering kau sembunyikan tangis dan air matamu?
Mama, mengapa sering kau berbohong dan berkata kau sudah kenyang?
Mama, mengapa sering kau sembunyikan rasa lelah dan letihmu?

Mama, orang pertama yang sering kubohongi untuk mendapatkan keinginanku
Mama, orang pertama yang sering kucurangi untuk meraih kesenanganku
Mama, orang pertama yang sering kuacuhkan karena keegoisanku
Mama, orang yang sama yang selalu kusakiti namun cinta dan maafnya tak pernah berakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun