Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok yang kerap di panggil Tan Malaka, bapak madilog, yang merupakan sosok misterius dalam sejarah Indonesia. Beliau merupakan salah sato tokoh faunding father Bangsa Indonesia. Bertahun-tahun melakukan pergerakan dalam perjuangan revolusi melawan penjajah di bumi nusantara.Â
Selain sebagai tokoh pergerakan, Tan Malaka juga dikenal sebagai tokoh pemikir filosof kiri-revolusioner. Dari sinilah Tan Malaka tidak henti-hentinya melawan kaum kolonial. Bahkan hampir seluruh tokoh pergerakan nasional, tak terkecuali Bung Karno, pernah berguru kepadanya tentang gerakan revolusi. Namun dari sini terjadi keanehan yang mana nasibnya justru berakhir tragis. Mati diujung bedil tentara republik yang ia bela.Â
Bukan hanya itu, Tan malaka menghabiskan sisa umurnya untuk memperjuangkan Indonesia menjadi negara yang merdeka 100% dari imprealisme asing, namanya juga pernah mau dihapus dari lembaran sejarah Indonesia oleh penguasa Orde baru. Tan Malaka lernah di cap berbahaya bagi politik indonesia, walaupun pada akhirnya dikokohkan sebagai Pahlawan Nasional
Seperti ditulis oleh majalah Tempo (edisi 11-17 Agustus 2008), bahwa orde baru telah melebur hitam peran sejarah Tan Malaka. Tetapi, harus diakui bahwa dimata anak muda Indonesia, Tan Malaka mempunyai karisma dan daya tarik tersendiri.Â
Hal ini menjadi bukti bahwa meski berusaha dimusnahkan oleh rezim kekuasaan , nama tokoh satu ini tetap bersinar, hidup dan cukup menginspirasi anak-anak muda Indonesia terutama yang tertarik dengan wacana-wacana kritis atau malah kekiri-kirian. Bagaimanapun, gerakan kiri Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tokoh revolusioner asal minangkabau yang pernah menjadi ketua komintern untuk Asia Tenggara itu.Â
Tentu sebuah pertanyaan besar siapa sih sebenarnya Tan Malaka? Sehingga menjadi ikon gerakan revolusioner? Tan Malaka yang nama panjangnya Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka yang nama aslinya adalah ibrahim. "Tan Malaka" Sendiri adalah nama semi bagsawan yang ia dapatkan dari garis biru.Â
Tan malaka lahir di Nagari Pandan Gadang, suliki Sumetra Barat, 2 juni 1897 dan meninggal di Desa selopanggung, kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 51 Tahun. Dia adalah seorang aktivis pejuang kemerdekaan Indonesia, filsuf kiri dan pemimpin partai komunis Indonesia, pendiri partai murba dan juga di nobatkan sebgai pahlawan Indonesia.Â
Bukan hanya itu, Tan Malaka juga dikenal sebagai penggagas Indonesia sebagai negara Republik. Dengan tulisannya Naar de Republike Indonesia ( Menuju Republik Idonesia) pada tahun 1925.Â
Dalam sejarahnya, tulisan Naar de Republiek ini banyak mengisnpirasi para tokoh dan aktivis pergerakan indonesia yang salah satunya adalah sayuti melik.Â
Walaupun nasib Tan Malaka sangat tragis tetapi namanya dan perjuangannya akan selalu dikenang abadi dihati para pemujanya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI