Mudik memiliki sejarah panjang kasus kecelakaan lalu lintas. Kemenhub tahun 2015 mencatat telah terjadi korban jiwa sebanyak 558 jiwa pada saat tradisi mudik lebaran. Data ini diperparah dengan data  tahun 2016 yang mencatat telah terjadi 3.172 kasus kecelakaan lalu lintas di sepanjang jalur mudik lebaran. Penyebab kecelakaan tersebut beragam, dari supir yang mengantuk sampai kendaraan yang tidak aman. Waktu yang bersamaan, jalur yang cukup panjang dan dengan kondisi kelelahan yang tinggi menjadi pemicu meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas saat mudik lebaran.
Fenomena lebaran itulah yang membuat saya selalu was-was sebelum mudik. Meskipun demikan, saya tetap menjalaninya. Tradisi ini sebenarnya merupakan kebutuhan sosial yang telah berlangsung turun temurun. Sangsi sosial akan muncul saat saya tidak menjalankan tradisi mudik ini. Cibiran tetangga, saudara di kampung berdatangan, saat saya tidak mudik. Kekhawatiran inilah yang menjadikan mudik sebagai suatu keharusan, meskipun kewajiban berkunjung ke kampung halaman tidak harus dilakukan saat lebaran saja. Sulitnya mendobrak tradisi sosial ini menjadi sebuah rantai panjang yang mengikat setiap orang saat datangnya bulan suci ramadhan.
Malaysia, Bangladesh, India,Arab Saudi juga memiliki tradisi mudik yang bertujuan untuk mengunjungi sanak keluarga saat hari raya. Namun, kebutuhan mudik ini difasilitasi oleh masing-masing negara untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas saat mudik. Salah satu kebijakan yang dapat mengurangi angka kecelakaan adalah waktu cuti hari raya yang panjang, kewaiban untuk melakukan uji kelayakan kendaraan sebelum mudik, dan optimalisasi kamera pengawas lalu lintas / CCTV di titik rawan kecelakaan atau penumpukan kendaraan. Kebijakan pemerintah ini didukung dengan jumlah armada bis yang mencukupi dan fasilitas kereta api yang nyaman dan tidak berdesakan, sehingga lebih banyak orang yang menggunakan jasa angkutan umum.
Kebijakan perusahaan atau instansi pemerintahan terhadap cuti lebaran juga memiliki andil besar dalam alur mudik lebaran. Waktu cuti / libur lebaran yang diberikan dalam waktu yang bersamaan tidak memberikan waktu yang luas bagi para pemudik untuk menetapkan waktu yang tepat untuk mudik. Keistimewaan waktu mudik hanya terjadi pada siswa atau mahasiswa dengan waktu libur yang lebih fleksibel. Namun, hal ini menjadi kendala saat tradisi mudik harus dilaksanakan bersama-sama keluarga dengan jadwal yang lebih mengikat. Pada akhirnya, semuanya kembali pada masalah dimana waktu untuk mudik lebaran hanya bergantung pada beberapa hari menjelang lebaran saja.
Berbagai kendala ini menjadi salah satu pendukung yang beresiko meningkatkan kecelakaan saat mudik tiba. Meskipun tradisi mudik merupakan suatu fenomena yang biasa dilakukan setiap tahun, namun jangan menganggap remeh tradisi mudik. Perlu adanya kecerdasan dalam mempersiapkan mudik sebagai sebuah perjuangan beresiko tinggi. Persiapan mudik tidak hanya dilaksanakan beberapa hari menjelang mudik, namun harus dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Keputusan untuk menggunakan jenis transportasi, persiapan kendaraan dan kelayakan untuk perjalanan panjang, dan kesiapan kesehatan dan mental para pemudik terutama pemudik muda atau anak-anak.
Strategi untuk menjadikan mudik yang aman dapat dipandang dari dua sudut. Sudut yang pertama adalah dari sudut pandang pemudik yang akan bepergian menggunakan kendaraan pribadinya. Sudut pandang yang kedua adalah dari sudut pandang luar pemudik yaitu pemerintah dan penyedia jasa mudik. Kompleksitas tradisi mudik perlu dipahami oleh semua pihak. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas saat mudik dan meningkatkan kenyamanan saat mudik yang melelahkan.
Sebagian besar pemudik akan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. untuk bepergian ke kampung halamannya. Hal ini menyebabkan pemudik perlu memberikan perhatian khusus kepada kendaraan yang akan digunakannya. Banyaknya kasus kecelakaan akibat rem yang blong menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemudik perlu mempersiapkan kendaraannya terhadap mesin, rem, kenyamanan kursi, pendingin mobil/ AC, ban mobil, ban cadangan. Jika diperlukan, pemudik perlu memiliki suatu catatan khusus mengenai keadaan mobil yang layak untuk bepergian.
Waktu tempuh yang berkisar antara 24-72 jam akan meningkatkan kelelahan dan fokus perhatian pemudik. Berbagai tempat istirahat sepanjang jalur mudik menjadi salah satu strategi melepaskan kelelahan dan beristirahat sejenak. Tubuh memerlukan waktu untuk beristirahat dan mengumpulkan energi sebelum kembali beraktifitas. Irama tubuh tidak boleh terganggu oleh aktifitas mudik. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tidur sejenak selama 30-45 menit dapat meningkatkan fokus perhatian dan mengurangi hormon lelah yang diproduksi selama berkendaraan.
Sudut pandang yang tak kalah pentingnya adalah dari sudut pandang pemerintah. Pemerintah perlu turut serta dalam tradisi mudik lebaran. Kerjasama lintas sektoral harus efektif dalam mencegah terjadinya kasus kecelakaan selama mudik lebaran. Kondisi jalan yang aman, pos penjagaan polisi di titik rawan kecelakaan, ambulan yang siaga 24 jam dan mampu meretas kemacetan saat mudik. Armada bis yang cukup dengan jumlah pemudik yang sesuai dengan jumlah kursi, menjadi suatu keharusan bagi penyedia moda transportasi. Berkaca dengan negara lain terhadap fasilitas bus antar kota yang nyaman, menjadi salah satu strategi meningkatkan motivasi pemudik menggunakan bus kota. Persentase angka pemudik setiap tahunnya menjadi landasan utama bagi pemerintah dalam memperkirakan jumlah bus yang digunakan oleh para pemudik.
10 kebijakan umum terkait sarana dan prasarana yang ditetapkan oleh pemerintah berupaya untuk menurunkan kecelakaaan lalu lintas. Kebijakan tersebut  berupa uji kelayanan bus umum sejak tanggal 17 April - 10 Juni 2017. Inspeksi terhadap keselamatan sarana dan prasarana kereta api di 9 daerah operasional dan satu daerah divisi regional mulai digalakkan. Sarana dan prasarana penerbangan dan pelayaran pun tidak luput dari kebijakan pemerintah terkait kesiapan mudin tahun 2017 (Kemenhub, 2017)