Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai alat merepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan seperti apa yang akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut. Akhirnya media massa mempunyai peluang yang besar untuk memengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksikannya." Pesan media dengan tujuan membuat khalayak ketergantungan. Media berperan penting dalam membentuk kecantikan perempuan. Saat ini, media massa banyak mengusung konten kecantikan perempuan, misalnya acara kontes kecantikan di televisi dan iklan yang menampilkan perempuan sebagai modelnya. Pada media massa, perempuan dikonstruksikan
       memiliki kulit putih, bertubuh tinggi, langsing, mata besar, hidung mancung, pipi tirus, rambut hitam dan panjang. Kecantikan ini sudah dianggap benar dan menjadi standar kecantikan yang berkembang di masyarakat. Perempuan yang tidak termasuk dalam kriteria cantik ala media, akan terus merubah dirinya sesuai standar kecantikan yang berkembang lalu membuat perempuan akan terus membeli dan memakai produk-produk kaum kapitalis. Itulah sebabnya kecantikan merupakan alat diskriminasi yang digunakan kaum kapitalis agar memperoleh suatu keuntungan. Berbicara tentang perempuan, selalu identik dengan kecantikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cantik merupakan kata sifat yang berarti elok, rupawan, indah, bagus, yang tidak lain menunjukan perempuan tersebut. Kecantikan itu sebenarnya relatif, setiap orang punya kadar penilaian kecantikan masing-masing. Kaum perempuan kapan pun dan di mana pun, ingin selalu terlihat cantik, sehat, dan menarik. Penilaian terhadap kecantikan perempuan bermacam-macam, tetapi yang paling dasar masih dilihat secara fisik "Kecantikan selama ini dipahami hanya secara empiris, sesuatu yang dapat dilihat dan sedap dipandang mata. Karena memang, secara manusiawi kita dapat menilai seseorang itu cantik, karena hal tersebut merupakan sindrom yang ditampakkan dari apa yang kita lihat kemudian melahirkan penilaian (cantik atau tidak) dan ketertarikan tersendiri sehingga kita menjadi senang atau bahkan tidak memandangnya." Suka atau tidak, definisi kecantikan masih dilihat secara fisiknya saja, ukuran cantik masih menggunakan fisik sebagai penilaiannya. Banyak perempuan yang kesulitan menemukan kecantikan pada dirinya karena fokus pada kecantikan fisiknya saja. Perempuan terkadang iri dengan perempuan lain yang mempunyai kecantikan fisik yang menurutnya lebih baik dari dirinya. Hal ini membuat perempuan tidak bisa melihat sesuatu yang lebih dari dirinya karena fokus terhadap kecantikan fisiknya. "Kecantikan selalu kembali pada dua hal, yakni kecantikan dari luar dan dari dalam. Kecantikan yang tampak dari luar adalah kecantikan yang terbentuk oleh perawatan wajah yang teratur, pemakaian kosmetik yang sesuai, serta keadaan wajah yang sehat dari penyakit kulit misalnya jerawat. Sedangkan kecantikan dari dalam adalah yang timbul oleh sikap yang tenang dan tertata, kondisi jiwa yang selalu terkontrol dengan baik, serta kesan-kesan positif yang muncul dari dalam diri sehingga sering kali dinamakan inner beauty."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H