Mohon tunggu...
Lusi Rosita linda
Lusi Rosita linda Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis di Rumah Mesin, hobi saya menulis, mendengarkan musik dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Batu Apung dalam Proses Pembuatan Minyak Zaitun

2 Oktober 2024   16:30 Diperbarui: 2 Oktober 2024   16:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minyak zaitun merupakan salah satu bahan makan  yang paling dihargai di dunia, terutama dalam masakan Mediterania. Proses pembuatannya melibatkan beberapa langkah dan dalam metode tradisional, batu apung (pumice) memainkan peran penting. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang bagaimana batu apung digunakan dalam proses pembuatan minyak zaitun, termasuk sejarah, manfaat, dan teknik yang terkait.


Sejarah Penggunaan Batu Apung

Penggunaan batu apung dalam pengolahan minyak zaitun sudah ada sejak zaman kuno. Bangsa Romawi dan Yunani kuno telah menggunakan teknik ini untuk mengekstraksi minyak dari buah zaitun. Batu apung dipilih karena sifatnya yang ringan dan kemampuannya untuk menghaluskan daging buah tanpa merusak rasa dan kualitas minyak yang dihasilkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, metode modern mulai menggantikan penggunaan batu apung, tetapi masih ada produsen yang setia pada cara tradisional ini.

Proses Pembuatan Minyak Zaitun

Proses pembuatan minyak zaitun terdiri dari beberapa tahap utama: pemanenan, penggilingan, ekstraksi, dan penyimpanan. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing langkah dengan fokus pada penggunaan batu apung.

1. Pemanenan

   Pemanenan buah zaitun adalah langkah pertama dalam proses pembuatan minyak zaitun. Buah zaitun biasanya dipanen saat sudah matang, karena pada tahap ini kadar minyak dalam buah mencapai puncaknya. Pemanenan dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat modern. Setelah dipanen, buah zaitun harus segera diproses untuk menjaga kesegaran dan kualitas minyak.

2. Penggilingan

   Setelah pemanenan, buah zaitun akan digiling menjadi pasta. Inilah saat batu apung berperan. Dalam metode tradisional, buah zaitun dimasukkan ke dalam mesin penggiling yang dilapisi dengan batu apung. Batu ini membantu menghaluskan daging buah zaitun, sehingga minyak yang terikat di dalam sel-sel dapat diekstraksi. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling yang memiliki dua batu apung berputar.

   Penggunaan batu apung dalam tahap ini memiliki beberapa keuntungan. Sifat abrasifnya membantu dalam memecah daging buah tanpa merusak kualitas minyak. Selain itu, batu apung juga tidak memberikan rasa atau aroma yang tidak diinginkan pada minyak, sehingga hasil akhirnya tetap bersih dan berkualitas tinggi.

3. Ekstraksi

   Setelah buah zaitun menjadi pasta, tahap berikutnya adalah ekstraksi minyak. Pada tahap ini, pasta zaitun akan ditekan untuk memisahkan minyak dari air dan ampas. Dalam metode tradisional, batu apung sering digunakan sebagai bagian dari alat tekan. Dengan memberikan tekanan pada pasta, minyak dan air dapat dipisahkan secara lebih efisien.

   Proses ekstraksi ini sangat penting karena menentukan kualitas dan kuantitas minyak zaitun yang dihasilkan. Semakin baik proses ekstraksi, semakin tinggi kualitas minyak yang dihasilkan. Batu apung membantu dalam menciptakan tekanan yang diperlukan tanpa merusak struktur minyak yang dihasilkan.

4. Penyimpanan

   Setelah minyak zaitun diekstraksi, langkah terakhir adalah penyimpanan. Minyak zaitun harus disimpan dalam wadah yang tepat untuk menjaga kesegarannya. Biasanya, wadah gelap digunakan untuk melindungi minyak dari cahaya dan udara, yang dapat menyebabkan oksidasi dan penurunan kualitas.

Manfaat Penggunaan Batu Apung

Penggunaan batu apung dalam proses pembuatan minyak zaitun memiliki beberapa manfaat, antara lain.

Kualitas Tinggi

Dengan menggunakan batu apung, produsen dapat menghasilkan minyak zaitun berkualitas tinggi yang memiliki rasa dan aroma yang lebih baik.

Metode Tradisional

Banyak konsumen yang menghargai minyak zaitun yang dihasilkan dengan metode tradisional. Penggunaan batu apung menjadi simbol keaslian dan tradisi yang kaya dalam produksi minyak zaitun.

Ramah Lingkungan

Proses yang menggunakan batu apung cenderung lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode modern yang menggunakan bahan kimia dan energi tinggi.

Kesimpulan
Batu apung merupakan komponen penting dalam proses pembuatan minyak zaitun tradisional. Meskipun teknologi modern telah menggantikan beberapa metode tradisional, batu apung masih digunakan oleh banyak produsen untuk menjaga kualitas dan cita rasa minyak zaitun. Dengan memahami proses dan manfaat penggunaan batu apung, kita dapat lebih menghargai minyak zaitun sebagai bahan makanan yang bernilai tinggi, serta tradisi yang mengikutinya. Minyak zaitun bukan hanya sekadar bahan makanan, tetapi juga merupakan hasil dari seni dan keterampilan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun