Partai PKS memang peraih suara terbanyak di Sumbar, juga dibeberapa kabupaten/kota. Tapi, keberhasilan itu kerja kolektif kader, terutama yang sukses merebut kursi. Anis efeck juga berpengaruh terhadap kenaikan suara PKS, termasuk, partai pengusung lain Nasdem dan PKB.Partai Nasdem, dapat dua kursi DPR RI Dapil Sumbar 1. Dan, fantastis lagi, PKB pacah talua kursi di DPR RI Dapil 1 Sumbar. Ya, jelas dan terang benderang, Â naiknya suara PKS di Sumbar, bukan serta merta perjuangan Mahyeldi. Sebagai ketua DPD Partai PKS, wajar saja, ia tegak kepala.
Tapi, secara pribadi, keberhasilan Mahyeldi jauh dari harapan. Bahkan, tak mencapai harapan. Pada Pileg 2024 lalu, justru dinasti politik Mahyeldi runtuh. Istri dan anaknya gagal meraih kursi empuk. Harnelli, meski sudah memakai nama Mahyeldi dibelakang nama, namun tak mampu mendongkrak suara.
Harnelli, terlempar, meraih suara terbanyak ketiga dari Partai PKS. Setelah Rahmad Saleh dan Hermanto. Harnelli pun gagal untuk duduk di Senayan. Kegagalan menuju DPRD Provinsi Sumbar, juga dialami oleh Taufigur Rahman. Anak Mahyeldi yang bertarung di Dapil Sumbar 4, Pasaman dan Pasaman Barat, gagal menuju DPRD Provinsi Sumbar
Tersimpulkan, meski berlindung dibalik nama Mahyeldi sebagai gubernur, justru anak dan istrinya gagal melanjutkan dinasti politik. Ada yang menarik pada Pileg 2024 lalu. Nama besar, petahana dana pokir, tak mampu melanggengkan kursi empuk dewan. Â Faktanya, banyak bertumbangan, meski sudah banyak 'menyerakkan' dana pokir.
 *Hattrick Gagal di Pilgub 2024*
Melihat hasil Pileg 2024, Mahyeldi sulit menang di Pilgub 2024. Namanya tak menyelamatkan anak dan istri yang ingin membangun dinasti politik. Kini tinggal menuggu nasib Mahyeldi menyusul kegagalan. Meski, bersatu dengan Partai Gerindra, juga tak berpengaruh. Karena, Vasko pasangan juga gagal di Pileg 2024 lalu dari Partai Gerindra. Bahkan, terdepak setelah Andre Rosiade dan Edriana untuk Caleg DPR RI.
Indikator yang kasat mata dan dapat dilihat oleh publik sumatera barat terkait dengan potensi tumbangnya petahana pada pilgub kali ini adalah bagaimana dinamika politik yang terjadi sebelum dan sesudah pileg dan pilpres 2024.dimana Gerindra dan PKS berseteru khusus nya pada tingkat elit nya dimana ketua DPD Gerindra sering mengkritisi bahkan cenderung menyerang tidak hanya kebijakan bahkan perilaku dari lingkaran partai PKS yang notabene partai nya Mahyeldi
Akibat perseteruan ini bukan tidak mungkin muncul rasa tidak suka antar pendukung dan kader kedua partai.dan kondisi ini di yakini akan melemahkan kekuatan koalisi kedua partai untuk memenangi kontestasi pilgub sumbar 2024
Namun benar adanya bahwa dalam politik itu tidak ada kawan abadi yang ada hanya kepentingan sejati.akan tetapi"Noda" yang melekat pada pasangan kawin paksa ini masyarakat sudah mengetatahui nya, dua musuh bebuyutan ini bersatu karena di balik niat membangun Sumbar kemungkinan ada maksud lain atau kepentingan lain,yang jelas marak nya pengungkapan kasus dugaan korupsi di pemprov sumbar ada kaitan dengan berkoalisi nya dua seteru ini,entah siapa yang di manfaatkan atau termanfaatkan dengan kondisi politik ini hanya mereka lah para elit parpol tersebut yang tahu.akan tetapi dengan dinamika tersebut kemungkinan besar petahana berpotensi tumbang karna dari internal sendiri sangat kentara rapuh dan tidak solid menghadapi kontestasi pilgub tahun 2024 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H