Mohon tunggu...
Lusi Apriyani
Lusi Apriyani Mohon Tunggu... -

Journalist, Counselor, Traveller, Readholic, Food Lover

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Seni Konseling

15 Januari 2012   07:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:52 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Solusi akan lebih mudah diterima oleh konseli bila konselor menggunakan kata-kata positif dalam penyampaian bukan kata-kata perintah. Misal, “Mulai sekarang Bapak JANGAN lagi merokok.” Kata-kata ini tentu saja akan ditolak mentah-mentah oleh konseli. Karena kata “JANGAN” itu bernada perintah.

Cobalah dengan katakan, “Alangkah baiknya jika Bapak mulai saat ini uang yang sering Bapak gunakan untuk membeli rokok ditabung untuk pendidikan si kecil. Dan pada saat si kecil telah menamantkan sarjananya, Bapak bisa tertawa sambil berkata Wah, ini hasil jatah uang rokok saya dulu.” Bisa dipastikan si konseli pun akan sumringah dan melangkah ke luar ruangan konseling dengan penuh rencana positif.

Sebenarnya sifat dari manusia itu sendiri, tidak semuanya membutuhkan bantuan pandangan atau ide dalam pemecahan masalahnya. Terkadang kita hanya butuh orang yang mendengarkan dan berempati terhadap masalah kita. Mungkin sedikit gambaran solusi juga dibutuhkan. Tapi keputusan final mengenai solusi yang akan digunakan kembali pada masing-masing pribadi.

Di sini lah pentingnya pemahaman posisi sebagai konselor. Konselor adalah pemandu/ pengarah kepada solusi yang tepat. Tujuan konselor yang sebenarnya adalah membuat konseli pada saat keluar ruangan konseling dipenuhi semangat dan rencana tindakan yang tepat. Dan tujuan konseli sendiri adalah menemukan solusi pemecahan masalah. Berikut hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan oleh konselor agar tujuan konselor dan konseli tercapai:
1. Jangan melihat jam/ waktu
2. Usahakan tetap fokus melihat konseli, sesekali bisa melihat ke arah samping kiri-kanan konseli untuk meregangkan otot mata. Namun jangan melihat ke arah jendela atau luar ruangan, karena perhatian si konseli akan terpecah.
3. Berikan pujian yang wajar pada hal-hal istimewa yang diceritakan konseli. Hal ini mampu membuat konseli nyaman dan merasa didengarkan.
4. Jangan terprovokasi untuk memberikan pandangan pribadi terhadap isi cerita konseli.
5. Sebelum sesi konseling, pelajari dahulu latar belakang konseli. Dengan adanya informasi mengenai konseli, konselor mendapatkan gambaran awal tentang konseli yang akan dihadapinya. Hal ini bermanfaat untuk membantu konselor mempersiapkan diri menghadapi karakter konseli.

Konseling merupakan ketrampilan dalam memahami dan menghadapi bermacam-macam karakter. Pemahaman atas karakter tidak hanya bisa didapatkan dari buku-buku, namun pergaulan dalam kehidupan sosial pun dibutuhkan. Sejatinya konselor harus orang yang telah mengenal karakternya sendiri juga mampu menganalisa problem dan solusi sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun