Mohon tunggu...
Lusiana Dewi
Lusiana Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisw

Jadilah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Upacara Safaran di Masyarakat Jawa

23 Desember 2022   10:10 Diperbarui: 23 Desember 2022   10:20 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inti dari Upacara tradisional merupakan suatu aktivitas atau rangkaian tindakan terstruktur yang ditata oleh adat yang berlaku dimasyarakat biasanya berhubungan dengan berbagai macam peristiwa. Seperti halnya salah satu upacara tradisional yang ada yaitu upacara adat saparan. Saparan berasal dari kata Sapar (bulan Jawa), sehingga dapat diartikan sebagai ritual atau tradisi tahunan yang dilaksanakan pada setiap bulan Sapar. Saparan merupakan tradisi budaya Jawa yang dilakukan sebagai wujud rasa syukur dengan tujuan agar diberikan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Saparan karena dilaksanakan setiap bulan safar.

Acara tersebut digelar untuk mengenang jasa seorang abdi dalem kesayangan Sri Sultan Hamengku Buwono I, yakni Ki Wirosuto yang konon hilang secara misterius saat mencari batu gamping di Gunung Gamping bersama dengan istrinya dan kemudian ditemukan meninggal karena diganggu makhluk halus penunggu gunung tersebut. Saparan bekakak atau juga disebut Saparan Gamping, merupakan upacara tahunan yang dengan simbol Bekakak. Bekakak ini merupakan korban penyembelihan yang berupa hewan atau bahkan manusia. Namun, pada upacara adat Saparan Bekakak, bekakak yang disembelih bukanlah manusia sungguhan, tetapi hanya tiruan, yang berupa boneka sepasang pengantin yang dibuat duduk bersila dan bersebelahan. Boneka ini dibuat dari bahan tepung ketan. Waktu untuk melaksanakan upacara adat Saparan Bekakak ditetapkan setiap hari Jumat di bulan Sapar. Hari Jumat ditetapkan di antara tanggal sepuluh hingga tanggal dua puluh. Kemudian untuk kirab temanten Bekakak dilakukan pada pukul dua siang dan penyembelihan bekakak dilakukan pada pukul empat sore.

Terdapat tiga bentuk modal sosial diantaranya rasa kepercayaan, jaringan sosial serta norma. Peran dari modal sosial diantaranya kepercayaan berperan mendukung terciptanya kerekatan sosial dan tindakan kerjasama yang kuat serta mengurangi resiko kecemasan yang dikhawatirkan terjadi. Peran dari jaringan sosial memperlancar hubungan kerjasama dan menggalang partisipasi. Mekanisme modal sosial pada perayaan upacara adat saparan adalah sebagai alat untuk mengorganisir diri dalam mencapai tujuan bersama yaitu kesuksesan perayaan. Selain itu modal sosial juga menjembatani dan mengikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun