Apa itu Gadget ? Dulu masyarakat hanya mengetahui istilah telepon atau handphone. Sekarang, sesuai dengan perkembangan jaman berganti istilah menjadi gadget, yang fungsinya adalah sama dengan handphone. Alat komunikasi... Hampir setiap orang saat ini memiliki gadget. Tidak terbatas dari kalangan manapun.Â
Dari orang tua, dewasa, bahkan anak-anak balita pun sudah tahu apa itu gadget. Balita saja saat ini lebih enjoy hidupnya ketika orang tuanya mempertontonkan sesuatu lewat gadget. Fungi televisi sebagai alat media informasi saat ini sudah mulai berkurang. Para ibu muda lebih condong memberikan tontonan lewat gadget daripada lewat televisi. Fungsi gadget memang sangat luar biasa, jika kita menggunakannya dengan sebenar-benar fungsinya. Kemajuan teknologi akan bermanfaat jika digunakan sesuai porsinya.
Akan tetapi sangat disayangkan, di jaman sekarang ini justru dengan alat komunikasi yang canggih tersebut, generasi muda menjadi luntur akan moral dan tanggungjawabnya. Selain menurunkan kualitas dan kadar moral generasi muda, gadget juga bisa merusak kesehatan penggunanya jika digunakan diluar batas yang seharusnya.Â
Banyak terjadi beberapa kasus, anak yang menggunakan gadget secara berlebihan jaringan otaknya menjadi terganggu karena efek dari radiasi gadget tersebut. Bahkan moral anak juga bisa rusak dan hancur, jika mereka tidak bisa dengan bijak menggunakan gadgetnya. Tontonan-tontonan, konten-konten yang tidak seharusnya dan belum waktuny untuk dilihat, mereka lihat.Â
Masya Allah... ada anak baru berusia 5 (lima) tahun bahkan yang tahu konten-konten orang dewasa ! Betapa hati seorang ibu menangis ketika mengetahui putranya yang masih balita sudah bisa membuka konten-konten dewasa. Betapa sulitnya untuk menghapus hal-hal tersebut dari benak sang balita, karena di usia itu adalah saatnya pikiran mereka merekam dengan baik apa yang sudah mereka alami.Â
Di masa pandemi ini, kegiatan belajar mengajar dibatasi bahkan ditiadakan. Kegiatan yang rutin dilakukan pengganti kegiatan tatap muka antara guru dengan siswanya adalah melalui daring. Pembelajaran dalam jaringan... Apakah efeknya positif ? Ternyata ada hal negatifnya juga. Siswa hidupnya menjadi seperti tidak mempunyai target. Mereka menjadi generasi santai. Tugas dilakukan secara online tanpa siswa bisa bersentuhan langsungng dengan gurunya. Terkadang sang guru juga menjadi lengah, karena mereka tidak bertemu dengan siswanya.Â
Seorang ibu pernah berkeluh kesah mengenai anaknya yang sudah sangat keranjingan menggunakan gadget, dan menjadi malas sekolah. Gadget yang dimiliki anak, lebih banyak digunakan untuk bermain game online. Si anak sampai lupa waktu, lupa kewajibannya sebagai pelajar dan bahkan luntur hakikatnya sebagai putra yang masih memiliki orang tua.Â
Tidak ada lagi sopan santun, rasa takut, bahkan bagaimana cara menghargai dan menghormati orangtuanya pun sudah lupa. Mungkin bukan lupa... tapi sudah hilang !!! Ibu sudah tidak lagi dianggap sebagai madrasahnya, ayah juga sudah tidak lagi dilihat sebagai pelindungnya. Pendidikan sudah tidak lagi dianggap penting dan berguna untuk masa depannya.
Luar biasa memang fenomena saat pandemi ini. Kita tidak bisa menyalahkan kemajuan teknologi, tidak bisa menyalahkan keadaan, tidak bisa juga menyalahkan anak-anak. Yang harus kita lakukan adalah menyikapi semua ini dengan bijak, menempatkan dan memposisikan segala sesuatu pada porsinya sesuai dengan takarannya.
Semoga para orang tua selalu sehat, ikhlas, dan sabar dalam memberikan pendidikan serta pengawasan terhadap putra-putrinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H