Mohon tunggu...
Lusiana Sofyan
Lusiana Sofyan Mohon Tunggu... Administrasi - SpDV

Dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) atau Spesialis dermatologi dan venereologi (SpDV). Pernah merantau di Jepang bersama Fariz, Fahira dan Fahri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Paradoks Indonesia-Jepang, Ada Banyak Alasan untuk Bangga Menjadi Orang Indonesia

16 Maret 2015   13:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin kerja bakti lagi di Danchi, apartemen subsidi milik pemerintah Jepang yang mayoritas dihuni oleh para lansia. Seperti biasa, diakhir kegiatan ada absen setiap perwakilan unit rumah. Karena kegiatan kerja bakti ini merupakan program wajib. Setelah semua diabsen, pengurus danchi menyampaikan berita bahwa bulan ini ada 3 penghuni yang meninggal dunia.

Tidak hanya kami, ternyata sebagian besar tetangga baru tahu berita ini. Hal yang biasa saja sepertinya.
Tapi saya terhenyak, membayangkan kakek atau nenek ini sakit sendirian, peristiwa besar sakaratul maut tak ada yang menemani. Bahkan tak jarang saya mendapat kabar ada yang baru diketahui meninggal 1-2 minggu kemudian. Sesak rasanya.

Tapi , begitulah mayoritas orang Jepang, kalau bisa apapun yang terjadi dirumah, jangan sampai ada tetangga yang tahu. Karena karakter mereka yang begitu tak ingin-nya mengganggu orang lain. Memang beberapa kali saya melihat ada ambulan yang terparkir, tapi tidak tahu rumah mana yang sedang didatangi petugas kesehatan ini. Ada 70 unit apartemen di gedung ini tapi semua sepi, tidak ada suara ribut-ribut khawatir.

1426487796425329566
1426487796425329566

Saya pun mencoba mengingat dan menebak, Kakek atau nenek mana yang beberapa hari ini tak terlihat. Memang ada beberapa yang sudah sangat renta, jalan tertatih dengan tongkat sekedar keluar rumah untuk mengecek kotak surat. Atau berpapasan ketika diantar jemput oleh petugas rehabilitasi lansia. Dan sering disore hari menjelang magrib, saat buru-buru pulang, saya melihat mereka duduk sendirian di taman. Dengan tatapan kosong, termenung, menghabiskan waktu. Lagi lagi sendirian :'(.

Sedih...
Hal yang biasa disini, semua mandiri. Bahkan seorang penderita cacat pun didesign oleh pemerintah, sedemikian rupa sehingga bisa hidup sendiri, walau dengan kursi roda.

Mantap dan kuat memang pelayanan publiknya. Bahkan di danchi kami, ada unit khusus orang cacat di lantai 1 yang pintu rumah-nya, bisa terbuka dengan tinggal pencet 1 tombol, dan biaya sewa tetap sama. Untuk hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan sendiri, akan didatangkan khusus 1 caregiver setiap hari, lagi-lagi free, di gaji oleh pemerintah. Beberapa hari dalam seminggu mereka akan dijemput dan diantar pulang kembali oleh petugas dan mobil khusus ke pusat rehabilitasi lansia.

Tapi untuk saya, ada sesuatu yang kosong di sini, yang membuat saya merasa beruntung sekali terlahir sebagai orang Indonesia. Ketika sakit, banyak yang menjenguk, membawakan makanan, minimal menanyakan kabar dan mendoakan dari jauh. Sampai-sampai dokter obgyn yang membantu saya melahirkan, terkesima ketika keluar dari ruang operasi sudah banyak sahabat saya, orang Indonesia yang menunggu diluar :'). Sesuatu yang di Indonesia adalah hal biasa padahal.

Ketika meninggal, jenazah insyaAllah akan diurus oleh kerabat, disholatkan ramai-ramai bahkan kunjungan kerumah/takziah dan ziarah kubur bisa berlanjut berminggu sampai berbulan. Kerabat dan sahabat yang sedang jauh pun tak jarang sholat ghaib. Begini adalah mayoritas di negeri kita.

Dan alhamdulillah sebagai muslim, kita punya kewajiban sholat 5 waktu, sehingga dari kecil tertanam makna waktu magrib sangat berharga sekali, tidak boleh masih berkeliaran diluar. Sholat magrib dan dilanjutkan 'golden time' bersama keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun