Mohon tunggu...
Lusi Ainun Astuti
Lusi Ainun Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Junk Food pada Remaja

12 Juni 2023   22:25 Diperbarui: 12 Juni 2023   23:20 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan adanya westernisasi dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan masyarakat. Berkembangnya jenis makanan khususnya di negara kita berkembang dengan pesat, termasuk junk food yang disebabkan oleh pengaruh makanan asing yang masuk di Indonesia dan sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. 

Makanan cepat saji atau juga dikenal masyarakat dengan istilah junk food. Junk food diartikan sebagai makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit nilai gizi. Makanan cepat saji atau junk food semakin populer karena tersedia secara luas sehingga mudah didapatkan, selain itu juga rasanya yang enak dan dapat disajikan dengan cepat.

Junk food dianggap sebagai makanan yang sangat populer dan digemari oleh kalangan masyarakat umum, terutama bagi para remaja. Saat ini, banyak remaja yang menyukai makanan cepat saji atau junk food. Makanan ini sangat beragam mulai dari makanan ringan hingga makanan utama seperti kentang goreng, mie instan, hamburger, dan jenis makanan lainnya yang mengandung lemak jenuh. Menghasilkan cita rasa yang enak, junk food memiliki kandungan yang tinggi lemak, garam, dan gula, serta zat aditif dan sintetis yang berpotensi menimbulkan banyak penyakit.

Kebiasaan mengonsumsi makanan junk food yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi para remaja. Makanan cepat saji atau junk food dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan dislipidemia atau gangguan lemak darah. Kandungan lemak yang tinggi pada junk food dapat menurunkan fungsi otak, sehingga fungsi otak akan terganggu dalam kecepatan berpikir.

Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan akan memengaruhi asupan gizi pada remaja. Banyaknya remaja yang mengonsumsi makanan junk food disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengaruh teman sebaya, pengetahuan, cepat dan praktis, tampilan yang menarik, serta harga yang terjangkau. Untuk mengurangi kebiasaan makan makanan yang tidak sehat seperti junk food, ada banyak hal yang bisa dilakukan, seperti lebih berhati-hati dan teliti saat memilih makanan. Sebelum mengonsumsi junk food, periksa kandungan kalori, lemak, dan garam dari makanan tersebut. 

Selain itu, juga harus dikurangi melalui pola makan yang seimbang dengan makanan sehat seperti buah dan sayur. Tidak hanya makanan, memperbanyak minum air putih dan mengurangi minuman manis juga perlu diperhatikan. Melalui kebiasaan makan makanan yang sehat dan seimbang, tubuh akan tetap sehat dan bugar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun