Mohon tunggu...
Lusia Anies
Lusia Anies Mohon Tunggu... mahasiswa -

my live my adventure

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Melawan Asap"

26 September 2015   14:37 Diperbarui: 26 September 2015   19:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah lebih dari sebulan dibeberapa wilayah di Indonesia dikepung dengan asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Karena saya sedang berada di Kota Pontianak saya juga turut merasakan bagaimana asap mengganggu aktivitas warga di sini. Mungkin karena kabut asap sudah lama mengganggu warga dan tidak kunjung ditangani dengan baik maka akhir-akhir iini banyak cara dilakukan masyarakat untuk mendorong agar siapa saja bergerak untuk menghentikan bencana ini. dari demo lokal bahkan hingga beramai-ramai membuat hastag "melawan asap" sudah dilakukan oleh mereka. Namun yang jadi pertanyaan siapa yang harus dilawan??

#melawanasap,

Entah sejak kapan dan dari siapa munculnya ide tersebut. Yang saya pahami dan saya yakini semua pihak berharap pemerintah segera turun tangan menyelesaikan kebakaran-kebakaran hutan yang ada di Kalimantan dan Sumatra. beberapa pekan di kota ini saya sering melihat bagaimana upaya berbagai pihak menanggulangi kabut asap di Kalimantan Barat, namun berbagai usaha hingga saat ini belum membuahkan hasil.

lalu siapa yang mau disalahkan?

Saya yakin bahwa siapapun akan saling melempar ketika dimintai pertanggungjawaban atas musibah ini. Ketika pemerintah disalahkan, mereka akan bilang "kami sudah menggunakan segala upaya untuk menaggulangi bencana ini agar tidak meluas, dan segera selesai". Ketika pengusaha disalahkan, mereka akan berkata "bukan hanya kami yang salah, ada juga masyarakat adat yang melakukan pembakaran". Ketika masyarakat adat disalahkan, mereka berkata "Kami melakukan sesuai kearifan lokal, kami memiliki cara-cara tersendiri sehingga tidak berdampak luar biasa di masyarakat". Apalagi jika kita menyalahkan orng-orang yang tidak berkaitan langsung, pasti mereka berkata "kita tidak tahu apa-apa, kita korban dari pembakaran lahan oleh mereka-mereka, dan seharusnya pemerintah segera menyelesikan, dan melindungi hak-hak warganya".

Semua tidak mau disalahkan, bukan???

lalu bagaimana?

Bencana kabut asap atau apalah orang menyebutnya, sebagaimana yang saya pahami itu selalu terjadi berulang setiap tahun. Harusnya untuk memberi solusi agar bencana tersebut tidak berulang diperlukan peran semua pihak. Pemerintah, Ilmuan, Masyarakat, dll harus dapat bergandengan tangan untuk memecahkan hal tersebut.

Untuk memecahkan masalah, yang pertama dicari adalah penyebabnya. Saya gunakan contoh di Kalimantan Barat, hampir semua masyarakat memahami kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat karena sebagian besar lahan berupa gambut sehingga ketika musim mulai kering hutan dapat dengan mudah terbakar jika ada pemicunya walau sekecil batang korek api. Dari memahami hal tersebut maka seluruh elemen masyarakat dapat mencari solusinya. pemerintah dapat dengan segera sebelum memasuki bulan kering maka pemerintah harus sering melakukan edukasi, sosialisasi, atau bentuk apapun ke masyarakat maupun perusahaan-perusahaan agar memperhatikan jangan sampai melakukan aktivitas apapun yang mudah membakar di lokasi yang rawan kebakaran. Pemerintah juga harus sesegera mungkin untuk menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan munculnya titik api. Jadi ketika titik api sudah mulai terpantau, dapat sejak dini dilakukan pemadaman. Akademisi dan Ilmuan juga dibutuhkan untuk melakukan kajian riset untuk mengkaji dari berbagai sisi, baik dari segi sosial maupun lainnya. Begitu juga masyarakat lainnya termasuk LSM maupun Lembaga-lembaga lain. Korban asap tidak butuh longlongan kalian ke pemerintah disaat sudah terjadi bencana. Tapi yang dibutuhkan bagaimana upaya untuk bersama-sama pemerintah menyelesaikan solusi tahunan sebelum musibah ini berulang. yang dibutuhkan adalah aksi bukan hanya bentakan.

Jadi, ketika ditanya siapa yang perlu disalahkan? ya jawabannya semua

jadi, ketika ditanya siapa yang perlu dilawan? jawabanya adalah ego kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun