Dan di penghujung malam tadi,
Kau tunjukan amarahmu ketika aku menentangmu
Sebuah argument pembelaan yang biasa yang sering ku lontarkan ketika silang pendapat dalam sebuah pertemanan,
Bukankah sudah sangat biasa dalam pertemanan yang satu terkadang lebih superior dibanding yang lain,
Tidak butuh pembedaan gender dalam sebuah pertemanan,
Tapi akhirnya kau tunjukan marahmu,
Karena aku menentangmu,
Bagimu wanita tidak boleh menentang laki-laki,
Dalam batinku aku bergumam, “Aaah, iyaa Itu untuk sebuah hubungan yang lebih intim. Tapi kita?”
Lalu siapa kita?
Siapa aku dimatamu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!