Mohon tunggu...
Lusia Anies
Lusia Anies Mohon Tunggu... mahasiswa -

my live my adventure

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan Pagi

12 Agustus 2014   17:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Wahai diri, bukankah Tuhan mu telah memberimu banyak kenikmatan.,

Lalu mengapa bukan syukur yang engkau ucapkan?

Mengapa keluhan terkadang sering terlontar,

Mengapa syukur tidak selalu berkumandang di hatimu

Yang justru rasa iri selalu menggerogoti hati mu,

FabiayiallaI’rabbikumatukadziban (maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan)”

Syukur nikmat,

Bukankah Tuhan telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita di dunia ini,

Renungan saya pribadi, dalam doa sering saya ucap “ya Allah, jangan jadikan saya orang yang kufur nikmat” tapi bagaimana dalam penerapannya? tadi pagi dari keluhan saya, saya tersadar dari ucapan saya sendiri. Saat berkaca saya bergumam “aduuh, kenapa ini pipi tembem yaa?”. Dan tiba-tiba seperti ditegur oleh hati saya sendiri “kenapa kamu mengingkari pemberian-Nya?”

Astaghfirullahal ‘Adzim,

Banyak dari kita, apalagi wanita membahas kekurangan diri, mungkin ini hal kecil untuk kita, tapi bukankah itu sebagian bentuk dari kufur nikmat? Kita selalu membayangkan bahwa kufur nikmat adalah pengingkaran-pengingkaran yang terlihat mata. Tapi bukankah kejadian tadi mengingatkan bahwa sekecil apapun mengeluh itu termasuk dari pengingkaran atas nikmat-Nya.

“Astaghfirullahal ‘Adzim al-Ladzii Laailaaha Illa Huwal Hayyul Qayyuumu wa Atuubu Ilaih..,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun