Mohon tunggu...
Nurfadhilah
Nurfadhilah Mohon Tunggu... Konsultan - Beramal demi ridha Allah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang ibu rumah tangga dan pemerhati dunia Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Optimalisasi Peran Dakwah Fardiyah

2 Oktober 2014   13:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:41 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Khilafah, Kewajiban dan Kebutuhan Dunia

Tegaknya kembali Khilafah adalah janji Allah SWT: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” (TQS. An-Nūr [24] : 55).

Dan kabar gembira dari Rasulullah saw—bahwa Khilafah akan tegak kembali—setelah era pemerintahan diktator. Imam Ahmad dan ath-Thayalisi meriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yamani yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “… Kemudian akan ada (kekuasaan) diktator. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti metode kenabian.

Atas izin Allah, cepat atau lambat, sekarang atau nanti, Khilafah pasti tegak kembali. Sehingga siapa saja yang menolong dan membantunya, maka ia termasuk di antara orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah. Menegakkan sistem Khilafah dan berhukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, dalam persoalan kecil dan besar adalah kewajiban, bahkan bukan sekedar kewajiban tetapi kebutuhan yang mendesak. Kewajiban ini dengan tegas diperintahkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya:

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (TQS. Al-Māidah [5] : 49).

Juga secara tegas diperintahkan oleh Rasulullah saw melalui sabdanya:

Dahulu Bani Israel, (urusan) mereka dipelihara dan diurusi oleh para nabi, setiap kali seorang nabi meninggal digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudahku. Sementara yang akan ada adalah para khalifah, yang jumlah mereka banyak. Mereka (para sahabat) berkata: ‘Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?’ Rasulullah saw bersabda: “Penuhilah baiat yang pertama lalu yang pertama.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah ra).

Begitu juga, bahwa berjuang untuk menegakkannya adalah kewajiban yang akan menyelamatkan orang yang memperjuangkannya dari siksa neraka. Rasulullah saw bersabda:

Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, niscaya ia akan menjumpai Allah pada hari Kiamat kelak tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang mati sementara dipundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti kematian jahiliyah.” (HR. Muslim dari Abdullah ibn Umar ra).

Dakwah demi tegaknya khilafah, juga sebuah kebutuhan. Karena fakta yang ada saat ini, kondisi umat sangat memprihatinkan. Umat sangat membutuhkan hadirnya kembali Khilafah Islam sebagai jawaban atas kehancuran dunia akibat penerapan sistem kapitalis-sekular. Sistem dunia yang disangga oleh ideologi Kapitalisme-sekular, telah terbukti berdampak buruk dan merusak bagi umat manusia dalam seluruh dimensi kehidupan, baik ekonomi, politik, hukum, sosial, dsb. Oleh karena itu diperlukan dakwah yang akan membangun peradaban yang agung dan Khilafah yang kuat.

Dakwah, Poros Hidup

Dakwah merupakan pilihan dan poros kehidupan. Dakwah sangat urgen dan merupakan kewajiban. Tidak melakukan dakwah berarti meninggalkan kewajiban. Orang yang melakukan dakwah akan terpagari perilakunya. Dakwah akan membentuk diri pelakunya bertambah sholeh. Dakwah juga sangat urgen dalam membangun keluarga pejuang. Tanpa dakwah, Islam tidak akan tegak. Berdasarkan hal ini jelas bahwa dakwah merupakan pilar kebaikan individu, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan merupakan suatu keniscayaan, serta harus memprioritaskan dakwah politik sebagai arus utama. Dakwah politik (da’wah siyasiyah) artinya adalah mengemban dakwah Islam melalui jalan politik, yaitu dakwah dengan metode melakukan aktivitas politik. Aktivitas politik adalah segala aktivitas yang terkait dengan pengaturan urusan masyarakat (ri’ayah syu’un al-ummah), baik yang terkait dengan kekuasaan (as-sulthan) sebagai subyek (al-hakim) yang melakukan pengaturan urusan masyarakat secara langsung, maupun yang terkait dengan umat sebagai obyek (al-mahkum) yang melakukan pengawasan (muhasabah) terhadap aktivitas kekuasaan dalam mengatur urusan masyarakat.

Jadi, dakwah politik adalah bergerak di tengah umat, membangun kesadaran umat akan islam sebagai ideologi. Melalui kontak ke masyarakat, agar mereka mau bergabung dalam perjuangan dakwah Islam atau menjadi pendukung dakwah. Maka di sinilah pentingnya secara masif untuk terjun ke masyarakat, hadir di tengah-tengah umat untuk berdakwah. Dakwah merupakan aktivitas untuk memberikan penyadaran di tengah-tengah umat, sadar akan “penyakit” yang mendera umat ini, sehingga kemudian mereka juga tahu apa “obatnya”. Kesadaran tersebutlah yang nantinya akan memberikan pemahaman di tengah-tengah masyarakat akan bagaimana pola pikir yang benar, meletakkan bagaimana harus menyikapi sesuatu berdasarkan baik buruk dengan standar Islam bukan perasaan saja, serta memahami peraturan yang baik itu apa.

Dakwah yang dilakukan oleh kelompok dakwah/partai politik Islam tentu wajib terikat dengan metode dakwah Rasulullah saw., tanpa boleh menyimpang walau seujung kuku sekalipun. Rasulullah saw. adalah teladan abadi bagi umat Islam dalam semua aspek kehidupan (QS al-Ahzab [33]: 21). Allah SWT telah memerintahkan umat Islam untuk mengambil apapun yang berasal dari Rasulullah saw. dan meninggalkan segala larangannya (QS al-Hasyr [59]: 7).

Merujuk pada perjalanan hidup Rasulullah saw., maka secara umum apa yang dilakukan oleh beliau dalam menegakkan Daulah Islam setidaknya untuk mewujudkan dua hal.

1.Adanya opini umum (ra’yu al-‘am) yang lahir dari kesadaran umum (wa’yu al-‘am).

Hasil dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat selama di Makkah di antaranya:

(1)Dinul Islam diterima dan diikuti oleh sebagian masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan masuk Islamnya berbagai kalangan, mulai dari kalangan lemah hingga orang-orang yang memiliki pengaruh yang kuat.

(2)Lahir kader-kader dakwah yang berkepribadian Islam kuat, ikhlas dalam berdakwah serta istiqamah dalam menjani berbagai cobaan.

(3)Nabi Muhammad saw. dengan ajaran yang dibawa (Islam) serta kelompok (kutlah) dakwahnya menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

(4)Masyarakat mengetahui kebobrokan akidah jahiliah, praktik-praktik sosial yang merusak tatanan kehidupan bermasyarakat.

(5)Masyarakat mengetahui bahwa solusi yang ditawarkan Nabi Muhammad saw. adalah Islam dengan berbagai macam hukum-hukumnya.

Adapun keberhasilan dakwah sebagaimana yang tersebut di atas, terwujud setelah Rasulullah saw melakukan dua tahapan dakwah yakni: (1) tahapan pembinaan kader dalam kutlah (kelompok) dakwah; (2) tahapan interaksi masyarakat dan perjuangan politik.

Pertama: tahap pembinaan kader dalam kutlah (kelompok) dakwah. Setelah Allah SWT mewahyukan risalah kepada Nabi Muhammad saw, beliau mulai mengajak orang-orang untuk memeluk Islam. Rasulullah saw. kemudian membina mereka dengan pembinaan intensif di rumah Arqam bin Abi al-Arqam. Rasulullah saw. juga mengorganisir para shahabat dalam sebuah kutlah(kelompok) dakwah yang beliau pimpin. Nabi saw terus melakukan hal itu selama tiga tahun hingga Allah SWT memerintahkan untuk melakukan tahap selanjutnya.

Kedua: tahap berinteraksi dengan masyarakat dan perjuangan politik. Setelah tiga tahun masa kenabian, dengan turunnya QS al-Hijr [15]: 94, Allah SWT memerintahkan Rasulullah saw. untuk menyampaikan risalah secara terbuka ke masyarakat dan mengajak mereka masuk Islam. Pada fase ini, Rasulullah saw. menyerukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam hal cara masyarakat menjalani kehidupan, tatacara ibadah, nilai-nilai sosial dan praktik muamalah mereka. Identitas dan gaya hidup mereka dihantam habis-habisan agar mereka mau menggantinya dengan agama dan gaya hidup yang baru. Nabi saw. menyerang sistem kehidupan yang dijalankan oleh Quraisy seraya menawarkan sistem Islam sebagai penggantinya. Perjuangan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabat pada tahap kedua ini dilakukan tanpa kekerasan. Beliau melakukan pergulatan pemikiran (shira’ al-fikri) dan perjuangan politik (kifah as-siyasi) tanpa menggunakan kekuatan fisik/mengangkat senjata, meskipun setiap lelaki Arab pada waktu itu sudah terbiasa menunggang kuda dan memainkan senjata.

2.Adanya dukungan Ahlul Quwwah dan Penerimaan Kekuasaan untuk Menegakkan Daulah Islam.

Dukungan dari ahlul quwwah, sebagaimaan halnya dukungan dari suku Aus dan Khazraj, terjadi setelah sebelumnya Rasulullah saw mendatangi, mendakwahi serta meminta dukungan dari berbagai kabilah. Beliau pergi mencari dukungan militer dari kabilah yang dianggap mampu menjaga kekuasaan dan melindungi kaum Muslim serta mampu menjamin tegaknya Daulah Islam. Kebanyakan reaksi pimpinan kabilah yang didatangi Rasulullah saw. adalah menolak, baik dengan halus maupun kasar. Ada juga yang menerima tetapi mengajukan berbagai persyaratan, sebagaimana Bani Amr bin Sha’sha’ah dan Bani Syaiban, yang tentu saja dukungan bersyarat tersebut ditolak Rasulullah saw. Walaupun banyak mendapatkan penolakan dari berbagai kabilah, karena thalab an-nushrah adalah aktivitas yang wajib, Rasulullah saw. tetap istiqamah melaksanakannya. Rasulullah saw. tetap berupaya menemui sekitar 40 kabilah dalam rangka mencari nushrah. Akhirnya, beliau berhasil mendapatkannya dari suku Aus dan Khazraj dari Madinah. Kedua suku inilah yang memberikan dukungan dengan menyerahkan kekuasaan yang selama ini mereka pegang kepada Rasulullah saw. hingga akhirnya Daulah Islam tegak di Madinah.

Dalam hal ini, kontinuitas, kekonsistenan dan keteguhan sikap Rasulullah saw. untuk tidak menerima syarat-syarat yang diajukan oleh Bani Amr bin Sha’sha’ah dan Bani Syaiban—meskipun hal itu berkaitan dengan kewajiban menegakkan kekuasaan Islam yang telah beliau nyatakan sebagai masalah hidup dan mati—menunjukkan  hukum syariat tentang thalab an-nushrah. Hal ini juga mengindikasikan bahwa thalab an-nushrah adalah bagian tak terpisahkan dari metode penegakkan Daulah Islam.

Tentu hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Karena memang hakikatnya dakwah adalah jalan perjuangan yang terjal, namun di dalamnya banyak kemuliaan.Mengemban dakwah bukanlah tugas yang ringan. Bahkan bisa dikatakan tugas yang sangat berat. Oleh karenanya sangat dibutuhkan manusia-manusia pilihan yang siap untuk memikul beban yang juga pernah dipikul oleh Rasulullah saw beserta para shahabat. Jalan terjal akan mereka lalui. Badai ombak bakal menjadi teman akrab mereka. Pengemban dakwah sangat membutuhkan amunisi dakwah sebagai senjata pertahanan diri ketika menjalani tantangan dakwah. Amunisi tersebut menjadi cerminan dari kualitas sumber daya manusia pengemban dakwah. Mereka tidak boleh kehabisan amunisi ini. Bahkan harus terus memperbanyak amunisi tersebut. Segala rintangan dakwah sesungguhnya dapat diatasi dengan :

1. mengokohkan keimanan, mengundang pertolongan Allah SWT dengan cara ber-taqarrubkepada-Nya. Semakin kita mendekat kepada Allah, Dia pun semakin dekat kepada kita. Pada saat itulah pertolongan, bantuan dan kemudahan akan diberikan oleh Allah Rabbul ‘alamîn. Rasulullah saw. bersabda dalam salah satu hadis qudsi: Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada Diri-Ku. Aku bersama dia ketika dia mengingat Aku dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila ia mengingat Diri-Ku di dalam suatu forum maka Aku mengingat dirinya di dalam forum yang lebih baik daripada mereka. Apabila ia mendekat kepada Diri-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepada dia sehasta. Apabila ia mendekat kepada Diri-Ku sehasta maka Aku mendekat kepada dia sedepa. Apabila ia mendekat kepada Diri-Ku sedepa maka Aku mendekat kepada dia semil. Apabila ia datang kepada Diri-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepada dia dengan berlari.” (HR al-Bukhari). Dengan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah berarti kita telah mengundang bantuan, pertolongan dan pemeliharaan dari Diri-Nya.

Begitu juga ketika ada kesulitan dan tantangan, dihadapi dengan penuh kesabaran. Dalam kesabaran, Allah akan memberikan bantuan sehingga kesulitan dan tantangan itu akan dapat diselesaikan. Memang, kalau menggunakan logika boleh jadi sulit dipahami, apa hubungan sabar dengan solusi. Padahal bukan sabar itu sendiri yang menjadi solusi, melainkan dalam keadaan sabar tersebut Allah SWT memberikan pertolongan-Nya. Pertolongan Allah SWT itulah yang menjadikan solusi itu datang. “Wahai, orang-orang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang sabar,” begitu makna firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 153.

Selain itu, dengan tawakal kepada Allah SWT. Ini berarti kita meyakini dan menyerahkan urusan untuk diselesaikan oleh Allah SWT, tanpa berpangku tangan. Allah pun telah berjanji kepada siapa saja yang bertawakal kepada Diri-Nya bahwa Dialah yang akan menyelesaikan persoalan yang dihadapi (TQS ath-Thalaq [65]: 3). Ketika bertawakal kepada Allah, menyerahkan urusan untuk diselesaikan oleh Allah SWT, sebagai seorang Muslim sudah selayaknya kita meyakini bahwa persoalan apapun yang dihadapi akan ada jalan keluar terbaik karena Allah Yang Maha Gagah yang menyelesaikan persoalan tersebut.

2. mengokohkan tindakan dalam dakwah dengan terus berdakwah bersama dengan jamaah dakwah. Tantangan dakwah akan dapat diselesaikan dengan cara terus menjalankan karakter kepartaian dakwah (tabi’ah hizbiyah). Orang akan dapat merasakan manisnya gula apabila dia memakan gula tersebut. Tidak cukup sekedar diberi tahu bahwa rasa gula itu manis. Begitu juga dakwah. Dakwah akan terasa manis apabila aktivitas dakwah dilakukan. Untuk itu, proses pembinaan (halaqah) harus dijalani dengan penuh antusias. Sikap para Sahabat dalam mengikuti pembinaan di Darul Arqam mencerminkan keseriusan dalam pembinaan. Begitu pula apabila ada seseorang tidak sempat mengikuti majelis Nabi saw. maka orang yang hadir akan menyampaikan isinya kepada mereka yang tidak hadir. Di samping menambah tsaqafahhalaqah akan menjadikan ikatan dakwah makin erat. Namun, halaqah saja hakikatnya tidak cukup. Para Sahabat tidak hanya mengikuti kajian dengan Nabi saw. Mereka pun menyebarkan Islam yang telah mereka pahami itu kepada masyarakat dengan melakukan kontak. Dengan melakukan dakwah berarti kita menolong agama Allah SWT. Padahal siapapun yang menolong agama-Nya niscaya Dia akan memberikan pertolongan kepada dirinya (TQS Muhammad [47]: 7).

3.Tsiqqah terhadap fikrah dan thariqah gerakan dakwah

Senantiasa berpegang teguh terhadap keshahihan fikrah (pemikiran) dan thariqah (metoda) gerakan, apapun tantangan dakwah yang kita hadapi.

Insya allah dengan adanya kader dakwah bersyakshsiyyah Islamiyyah yang bergerak ditengah masyarakat dan adanya perisai yang disiapkan dalam menghadapi segala tantangan yang merintangi dihadapan dakwah, pengemban dakwah akan mampu bertahan dalam perjuangan dakwah ini. Namun, ada hal lain yang tak kalah penting yang seharusnya dilakukan yaitu strategi pengembangan dakwah, guna mempercepat diraihnya tujuan yang hendak dicapai.

Jika kita lihat, dakwah dan bisnis merupakan sebuah hal yang sangat erat kaitannya. Karena teknik-teknik dalam bisnis seakan pas untuk dijadikan panduan dalam berdakwah. Bagi orang marketing ataupun manajemen pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah STP. Ini adalah singkatan dari segmentingtargeting dan positioning. Istilah ini sangat erat kaitannya dengan pengembangan strategi pemasaran. STP ini menjadi acuan dan rekomendasi ketika sebuah perusahaan akan memasarkan produknya.

Segmenting merupakan upaya memetakan segmentasi atau kelompok pembeli yang akan dibidik. Produk yang ingin ditawarkan itu akan membidik segmen seperti apa: apakah wanita, anak-anak, mahasiswa, pejabat, atau yang lainnya.

Selanjutnya adalah targeting. Proses targeting adalah sebuah langkah kedua yang dilakukan setelah kita menentukan berapa banyak segmen yang akan dibidik. Apakah semua segmen masyarakat akan kita tawarkan produk? Jangkauannya seluas mana, skala negarakah atau hanya sekedar skala provinsi.

Bagian terakhir adalah positioning. Langkah terakhir ini merupakan sebuah langkah untuk memposisikan bagaimana produk sebuah perusahaan berbeda dan memiliki karakter khas dibandingkan dengan produk perusahaan lain yang mungkin jenisnya sama. Dalam positioning ini pula ditentukan uslub-uslub atau langkah yang akan mampu menunjukkan karakteristik perusahaan atau produk yang ditawarkan ke konsumen

Adanya pemetaan segmen dakwah baik dari segi wilayah maupuan ragam masyarakat yang ada bukan berarti bahwa dakwah itu “tebang pilih”. Segmenting dakwah dimaksudkan sekadar mengelompokkan masyarakat agar mengetahui karakter yang khas dari mereka sehingga uslub yang diambil pun akan tepat. Tentu akan muncul beragam uslub. Namun, meskipun uslub dakwah bisa berbeda-beda, fikrah dan thariqah-nya akan tetap, karena inilah yang akan menjadi positioning (karakter yang khas dari sebuah kelompok dakwah). Ketika fikrah dan thariqah-nya kabur dan berubah-ubah maka dia bisa tergerus dalam strategi marketing dakwah. Jika diibaratkan dalam bisnis, fikrah dan thariqah adalah ciri khas atau brand yang senantiasa melekat dalam sebuah produk. Dia tidak pernah berubah hanya saja mungkin kemasan atau ukurannya yang berubah-ubah.

Harapannya, dengan STP dan ke-tsiqqah-an pada fikrah dan thariqah yang jelas, maka opini Islam ke tengah-tengah umat bisa diterima dan mereka benar-benar menyadari bahwa hanya Islamlah yang pantas dan layak untuk dijadikan sebagai pedoman hidup yang sempurna. Sehingga mewujudkan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah, niscaya akan dapat diraih. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun