Jika ada waktu luang, Usman menggunakannya untuk membaca Al-Qur’an. Ia tidak ingin ketinggalan dalam berburu amal untuk bekal di akhirat kelak. Walau ia miskin harta di Dunia, ia tidak ingin miskin di akhirat kelak. Ia selalu ingin menjalani hari demi hari menjadi sosok yang menjadi lebih baik Di usianya yang ke 47 tahun, Usman semakin sadar bahwa umur semakin habis dimakan waktu. Kapan lagi memperbanyak melakukan amal ibadah, kalau bukan sekarang?  karena mati seseorang hanya Allah yang menentukan.
Menjadi tukang sampah dijalani Usman sejak tahun 2002. Tukang sampah yang selalu mengenakan topi ini banyak dikenal oleh karyawan kantor tersebut, baik karena penampilannya yang khas, maupun sikap ceria dan penuh semangatnya itu. Inilah yang membuat Usman disukai oleh banyak orang di kantor sekaligus disegani. Sikap semangat dan penuh kesabarannya dalam mencari nafkah benar-benar menjadi panutan para pekerja lainnya.
Di samping itu, istri Usman yang bernama Mariah juga ikut membantu memenuhi kebutuhan keluarganya dengan menjadi tukang gosok di salah satu rumah tetangganya. Ia juga tidak bisa banyak membantu karena harus mengurus anaknya yang masih kecil dirumahnya. Upah yang diterimanya setiap bulannya juga tidak terlalu besar, akan tetapi Mariah melakukannya dengan penuh keikhlasan untuk membantu sang suami dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya.
Dalam menjalani kehidupannya pak Usman dan istrinya juga tak pernah lupa untuk selalu bersedekah saat hari gajian mereka tiba. Walaupun keadaan mereka serba kekurangan, akan tetapi mereka tidak pernah lupa untuk membekali amalan yang akan dibawa ke akhirat kelak. Keduanya merupakan pasangan panutan bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H