Mohon tunggu...
Lusi Mei Cahya
Lusi Mei Cahya Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Industri Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya

Seorang Dosen Teknik Industri dengan pengalaman lebih dari 20 tahun mengajar dan 9 tahun sebagai Production Planner di Industri Sepatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bantu Pengrajin Tempe Mojokerto lewat Program Insentif Abdimas Terintegrasi MBKM

22 Desember 2022   16:59 Diperbarui: 22 Desember 2022   17:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen penyerahan mesin penggiling dan pemecah kedelai, 2 meja fermentasi kedelai dan 2 rak tempe untuk Pak Endik pada Rabu 22 Desember 2022 (Dok. pribadi)

Minim peralatan, anggaran dan modal adalah segudang permasalahan UMKM yang tak pernah terselesaikan. Masalah-masalah tersebut berdampak pada laju UMKM untuk berkembang menjadi terhambat. Pak Endik, Pemilik UMKM Tempe yang berada di Dusun Clangap, Mojokerto menjadi saksinya. Ia telah menekuni usaha tempe lebih dari 10 tahun tetapi usahanya tidak mampu berkembang, justru mengalami penurunan. Hal itu terbukti dari kapasitas produksinya dalam beberapa tahun sebelum pandemik Covid-19 yang mencapai 800kg. Namun, saat ini Pak Endik hanya mampu menjual tempe sebanyak 125kg. Ketatnya persaingan pengrajin tempe yang baru beroperasi di pasar-pasar tradisional Mojokerto berdampak signifikan terhadap penurunan penjualan tempe Pak Endik. Terlebih tempe Pak Endik belum memiliki merk dan label.

Melihat hal tersebut, tim pengabdian masyarakat Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) bersama yang terdiri dari Ketua Tim Pengusul Lusi Mei Cahya Wulandari dan 2 mahasiswa Teknik Industri yang terlibat dalam Program MBKM berusaha membantu usaha yang dikembangkan Pak Endik selama 1 bulan. Bantuan tersebut diinisiasi melalui dana yang diperoleh dari Program Insentif Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Ristekdikti). Setelah melakukan observasi dan wawancara, masalah utama yang dihadapi oleh Pak Endik adalah mesin penggiling dan pemecah kedelai yang hanya berkapasitas 500kg/jam. Untuk itu, mesin buatan Azaki Reindo Manufaktur dipilih untuk memperbesar skala produksi dan mempercepat proses giling sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Tak hanya mesin penggiling dan pemecah kedelai, meja fermentasi kedelai dan rak tempe juga memerlukan penggantian alat baru yang dapat menyesuaikan postur para pekerja sehingga mereka dapat lebih nyaman dalam bekerja.

Selain memberikan peralatan produksi, tim pengabdian masyarakat UKDC juga memberikan seminar dan pelatihan kepada Pak Endik serta 7 UMKM lain yang berada di Desa Mlirip. Seminar dan pelatihan tersebut dilakukan oleh Dr. Widhaningyah dengan pembahasan tentang pemborosan produksi. 

"Selama ini, proses pencucian dengan kedelai terbuang lebih dari 0.5%," kata Pak Endik.

Untuk mendukung perkembangan UMKM Pak Endik, tim pengabdian masyarakat UKDC juga memberikan seminar strategi pemasaran yang diberikan oleh Dosen STIE Mahardika Evi Thalia, S.E, M.A. yang memberikan bagaimana menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran yang tepat untuk produk utama dan produk turunan. Evi berjanji akan proaktif untuk membantu Pak Endik untuk mencari network dan partner agar pemasarannya dapat berjalan efektif dan efisien. Seminar ditutup dengan mengedukasi pengrajin tahu terkait sanitasi dan higienisitas industry pangan yang disampaikan oleh Praktisi, Akademisi dan Konsultan ISO Dr. Matheus Nugroho.

Momen penyerahan mesin penggiling dan pemecah kedelai, 2 meja fermentasi kedelai dan 2 rak tempe untuk Pak Endik pada Rabu 22 Desember 2022 (Dok. pribadi)
Momen penyerahan mesin penggiling dan pemecah kedelai, 2 meja fermentasi kedelai dan 2 rak tempe untuk Pak Endik pada Rabu 22 Desember 2022 (Dok. pribadi)

Penyerahan mesin penggiling dan pemecah kedelai, 2 meja fermentasi kedelai dan 2 rak tempe kepada Pak Endik telah dilakukan pada Rabu, 21 Deseber 2022. Acara penyerahan yang dihadiri oleh 7 UMKM Tempe yang berlokasi di Dusun Clangap serta 5 Kepala Dusun Desa Mlirip tersebut dibuka dengan workshop Penyusunan SOP oleh Bapak Nugroho yang bertempat di Balai Dukuhan Dusun Clangap. Acara dibuka dengan sambutan Kepala Desa Mlirip Ir. Purwanto yang menyampaikan ucapan terima kasih dan harapan agar program pengabdian masyarakat dapat berlanjut. 

"Program pengabdian masyarakat ini sejalan dengan program Desa Mlirip untuk menjadikan Sentra Tempe di Desa Mlirip, yang memiliki lokasi dekat tol sehingga dapat menjadikan Desa Mlirip sebagai tempat oleh-oleh berbahan tempe," kata Purwanto.

Seminar dan workshop untuk pengrajin tahu di Balai Dukuhan Dusun Clangap, Mojokerto pada Rabu, 21 Desember 2022 (Dok. pribadi)
Seminar dan workshop untuk pengrajin tahu di Balai Dukuhan Dusun Clangap, Mojokerto pada Rabu, 21 Desember 2022 (Dok. pribadi)

Lebih lanjut, Purwanto berharap agar universitas-universitas dapat membantu mendampingi UKM tempe dalam instalasi water treatment yang mulai banyak diprotes oleh warga sekitar. Selain itu, dalam hal pemasaran, kualitas dan inovasi produk juga menjadi hal penting yang membutuhkan partisipasi universitas agar memajukan UKM Tempe sehingga memiliki daya saing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun