Mohon tunggu...
luqyaanaa
luqyaanaa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya menyukai topik yang berkaitan dengan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rubik, Bukan Hanya Sekadar Permainan

2 Juli 2022   05:57 Diperbarui: 2 Juli 2022   05:59 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rubik merupakan sebuah permainan teka-teki mekanik yang termasuk ke dalam salah satu jenis permainan puzzle. Jenis dari rubik sangat beragam, mulai dari standar cube, mirror cube, hingga rubik yang berbentuk tetrahedral pyranminx. Permainan ini sangat memerlukan keterlibatan logika dalam penyelesaiannya. Kejelian dan perhitungan yang tepat menjadi komposisi yang dibutuhkan saat menyusun kembali bagian rubik yang teracak.

Menurut seorang ahli saraf, David Perlmutter, MD., pada masa anak-anak adalah masa emas bagi perkembangan otak. Pada usia ini sel-sel otak berkembang sangat cepat hingga 80%. Perkembangan otak menyesuaikan dengan kondisi lingkungan anak. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana pendukung masa perkembangannya agar otak dapat berkembang secara maksimal. Hal ini bisa dilakukan dengan membiasakan anak memainkan permainan edukasi seperti rubik.

Anak yang terbiasa dengan permainan rubik cenderung memiliki kreativitas yang tinggi dan kemampuan yang baik dalam memecahkan masalah. Kemampuannya itu diaplikasikan saat anak harus menentukan variasi strategi yang tepat agar bagian-bagian rubik dapat tersusun dengan benar. Otak yang sering digunakan berpikir dan menganalisis dapat mengembangkan kemampuan cerebral cortex (otak intelektual). Selain itu, kemampuan  koordinasi otak dan tangan juga akan terlatih.

Permainan rubik memaksa seseorang untuk fokus saat memainkannya. Semakin lama seseorang bermain rubik, maka semakin lama pula konsentrasi yang diperlukan. Dengan demikian, konsentrasi anak akan semakin terlatih. Anak pasti akan berusaha menggunakan cara tercepat dalam menyelesaikannya. Untuk itu, diperlukan rumus-rumus yang harus dihapal dan dipahami betul kapan waktu penggunaannya. Anak juga harus mengingat posisi rubik yang telah dan akan dipindah. Permainan rubik juga diharapkan menambah daya ingat anak sehingga memperlambat penurunan fungsi otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun