Jepang dan Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik yang kuat selama lebih dari 65 tahun. Sebagai dua negara maritim yang berbagi nilai-nilai fundamental seperti demokrasi dan aturan hukum, hubungan kedua negara telah berkembang menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Perkembangan ini mencerminkan komitmen jangka panjang kedua negara untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan regional dan global.
Kemitraan Jepang-Indonesia dibangun di atas beberapa elemen dasar. Kedua negara berbagi nilai-nilai fundamental seperti demokrasi, ekonomi pasar, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Mereka juga memiliki tujuan strategis bersama untuk menciptakan kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya. Selain itu, kedua negara berkomitmen untuk mempromosikan multilateralisme berdasarkan aturan hukum dan memperkuat kerja sama maritim.
Jepang dan Indonesia saling melengkapi dalam banyak hal. Jepang menghadapi masalah penuaan dan penyusutan populasi, sementara Indonesia memiliki bonus demografi dengan populasi muda yang terus bertambah. Jepang membutuhkan pekerja berbakat dan pasar luar negeri, sementara Indonesia memerlukan pengembangan sumber daya manusia dan basis produksi. Komplementaritas ini membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang.
Salah satu aspek penting dari kemitraan Jepang-Indonesia adalah kerja sama ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Jepang telah menjadi mitra penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, dengan beberapa proyek unggulan seperti MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, dan Bekasi Automobile Proving Ground. Kerja sama ini tidak hanya membantu pembangunan infrastruktur Indonesia, tetapi juga membuka peluang bisnis bagi perusahaan Jepang dan mendorong transfer teknologi ke Indonesia.
Menghadapi tantangan perubahan iklim, Jepang dan Indonesia bekerja sama dalam inisiatif lingkungan dan energi. Jepang meluncurkan Asia Zero Emission Community (AZEC) untuk mendorong negara-negara Asia bekerja sama dalam transisi energi. Indonesia adalah mitra penting dalam inisiatif ini, dengan berbagai proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Muara Laboh dan Proyek Waste to Energy Legok Nangka. Jepang mendukung pendekatan transisi energi yang realistis dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara di Asia, termasuk kombinasi pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara, percepatan penggunaan energi terbarukan, dan inovasi teknologi seperti penangkapan karbon.
Pengembangan sumber daya manusia menjadi fokus utama kemitraan Jepang-Indonesia. Program Magang Teknis dan Pekerja Berketerampilan Khusus memungkinkan warga Indonesia untuk bekerja dan belajar di Jepang, dengan sekitar 74.000 peserta magang dan 34.000 pekerja berketerampilan khusus. Program "Professional Human Resource Development (PHRD)" telah melatih lebih dari 4.700 pejabat pemerintah pusat dan daerah Indonesia. Selain itu, terdapat program pertukaran pelajar, termasuk beasiswa untuk mahasiswa pascasarjana, program studi Jepang, dan pelatihan guru. JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) telah mengundang lebih dari 6.000 pemuda Indonesia ke Jepang sejak 2007, sementara Program JET (Japan Exchange and Teaching) memberikan kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk mengajar di sekolah-sekolah Jepang.
Sebagai dua negara maritim, Jepang dan Indonesia meningkatkan kerja sama di bidang keamanan maritim dan pertahanan. Jepang memberikan kapal patroli baru kepada BAKAMLA (Badan Keamanan Laut Indonesia) untuk meningkatkan kapasitas keamanan maritim. Japan Coast Guard juga memberikan kerja sama teknis kepada BAKAMLA melalui pelatihan penegakan hukum maritim. Dalam aspek pertahanan, Pasukan Bela Diri Jepang berpartisipasi dalam latihan "Super Garuda Shield" bersama Indonesia dan AS. Jepang juga mendukung Indonesia dalam Program Kemitraan Triangular PBB dengan mengirim instruktur untuk pelatihan operasi alat berat bagi personel pasukan penjaga perdamaian.
Kerja sama keamanan publik dan bantuan hukum juga menjadi bagian penting dari kemitraan ini. Lebih dari 380 perwira polisi Indonesia telah dilatih di Jepang sejak 2001. Kedua negara secara rutin mengadakan dialog kontra-terorisme untuk menangani ancaman bersama. Dalam aspek hukum, Jepang telah melatih sekitar 2.500 orang Indonesia dalam kursus untuk meningkatkan sistem hukum dan peradilan.
Jepang juga memiliki sejarah panjang kerja sama di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Proyek-proyek seperti penanggulangan bencana Gunung Merapi, pengembangan Taman Situs Bersejarah Borobudur, dan Bendungan Serbaguna Wonogiri menunjukkan komitmen jangka panjang Jepang dalam mendukung pembangunan Indonesia.
Kemitraan Jepang-Indonesia terus berkembang dan memperkuat posisi kedua negara di kawasan Indo-Pasifik. Dengan berbagai inisiatif yang sedang berjalan, hubungan bilateral ini diharapkan akan semakin erat di masa depan, membawa manfaat bagi kedua negara dan stabilitas kawasan secara keseluruhan. Kedua negara bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama seperti perubahan iklim, keamanan maritim, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Melalui pertukaran pemuda, kerja sama pendidikan, dan proyek-proyek bersama, Jepang dan Indonesia membangun fondasi yang kuat untuk generasi mendatang. Sebagai dua ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kemitraan Jepang-Indonesia memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan kawasan. Dengan terus memperdalam kerja sama di berbagai bidang, kedua negara dapat menciptakan lingkungan yang stabil, makmur, dan berkelanjutan bagi masyarakat mereka dan kawasan Indo-Pasifik secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H