Tidak sedang ingin mencari
Atau menemukan sesuatu
Atau menjawab pertanyaan
Mencoba melawan arus takdir
Hanya menjalani tanpa Tanya
Mengikis waktu perlahan
Berharap tapi tidak banyak
Hati yang penuh rasa beragam
Saling distorsi di sekian eksistensi
Membagi ke dalam relung relung
Dalam, meresap di setiap pori
Membangkitkan kuduk
Merespon suhu di sekitar
Menyebarkan haru di segala penjuru
Rasakanlah "DIA"
Perjalanan dimulai dari tertunduknya mata pada ujung kaki yang menghitam oleh debu-debu jalanan
Menatap langkah demi langkah pasti menuju satu persinggahan menuju persinggahan berikutnya
Mata tertegun pada lalu lalang kendaraan
Seliweran itu tak mengganggu lamunanku tentang hidup
Tersenyum samara akan menyedihkannya hidup ini
Akankah terus bergantung belas kasihan orang lain ???
Babarsari, 10 Agustus 2022
Ada bagian diri yang tak ingin kalah
Di lain waktu Ia tetap menyadari
Bahwa salah dan kalah adalah bagian dari rasa
Tanyakan mengapa ini sering terjadi?
Semua telah ada dalam darah
Mengemis rasa iba
Bergantung pada raga lain
Darah ini kotor tak tersucikan
Lantas siapa yang harus disalahkan? Takdirkah?
Tuhankah?
Masihlah kita seorang hamba
Babarsari, 11 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H