Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

24 Juli 2022   07:48 Diperbarui: 24 Juli 2022   07:56 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Andainya kita adalah buah itu
Tentu kita tak pernah memilih
Akankah dari pohon berkayu keras
Atau dari sulur sulur merebak pagar

Andaikan kita buah yang masih putik
Belumlah kita tahu akan besar dan matang
Atau mati muda sebelum dipetik
Yakinlah pada sang akar dan dahan
Ia salurkan semua jemari untuk kita tumbuh

Andaikan kita buah yang sedang mengkal
Begitu dilema dengan semua keadaan
Tak mungkin masih disusui
Hendak mencari tak tahu di mana
Menunggu, sebentar serasa lamanya

Andaikan kita adalah buah yang sudah ranum
Telah tiba masa dipetik
Memberi manfaat meski setitik
Menyiapkan diri menjadi bibit tua
Tegas dan kokoh menjadi pohon baru

Andaikan kita adalah buah ranum
Tapi tak sempat untuk dipetik
Hingga burung membawa pergi
Tapi kita telah siap pula
Bertahan hidup di tempat baru

Andaikan kita adalah buah yang mulai membusuk
Tak sempat dipetik apalagi terbang menjauh
Ikhlaskan kita menjadi penyubur tanah dan doa doa
Begitu pula memang pada akhirnya
Menyatu bersama asal kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun