Andainya kita adalah buah itu
Tentu kita tak pernah memilih
Akankah dari pohon berkayu keras
Atau dari sulur sulur merebak pagar
Andaikan kita buah yang masih putik
Belumlah kita tahu akan besar dan matang
Atau mati muda sebelum dipetik
Yakinlah pada sang akar dan dahan
Ia salurkan semua jemari untuk kita tumbuh
Andaikan kita buah yang sedang mengkal
Begitu dilema dengan semua keadaan
Tak mungkin masih disusui
Hendak mencari tak tahu di mana
Menunggu, sebentar serasa lamanya
Andaikan kita adalah buah yang sudah ranum
Telah tiba masa dipetik
Memberi manfaat meski setitik
Menyiapkan diri menjadi bibit tua
Tegas dan kokoh menjadi pohon baru
Andaikan kita adalah buah ranum
Tapi tak sempat untuk dipetik
Hingga burung membawa pergi
Tapi kita telah siap pula
Bertahan hidup di tempat baru
Andaikan kita adalah buah yang mulai membusuk
Tak sempat dipetik apalagi terbang menjauh
Ikhlaskan kita menjadi penyubur tanah dan doa doa
Begitu pula memang pada akhirnya
Menyatu bersama asal kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H