Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Money

Lagi-lagi Investasi

24 April 2022   15:19 Diperbarui: 24 April 2022   15:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena investasi menunjukkan tren positif dari waktu ke waktu. Walaupun sudah cukup lama terdengar dengan istilah ini, tetapi patut kita perhatikan tren investasi di era digital mengalami peningkatan yang sangat pesat. Produk investasi semakin berkembang ragam dan macamnya. Demikian pula dengan media berinvestasi juga mengalami perkembangan signifikan. Semua itu tidak terlepas dari arus informasi super cepat yang tercipta di era digitalisasi.

Dulu, Investasi hanya dapat ditembus para konglomerat bermodal besar kini merambah ke lapisan masyarakat terbawah. Produk investasi yang ditawarkan juga semakin berkembang, mulai dari saham, logam mulia, propperti, hingga usaha mikro kecil dan menengah. Meski banyak istilah baru pula yang muncul di dunia investasi.

Kecepatan perkembangan investasi tersebut tentu beriringan pula dengan peluang dan bahaya yang mungkin mengancam. Peluang investasi tercipta dari terbukanya informasi secara luas dan masif. Peran kalangan selebritas melalui media sosial, pasar online, televisi, dan perbincangan anak muda semakin membuat investasi terlihat sangat menarik. Walaupun perlu kajian mendalam apakah atau seberapa siapkah masyarakat kita dalam berinvestasi. Indikator kesiapan berinvestasi perlu dirumuskan kemudian dipelajari secara serius oleh msyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat risiko dalam berinvestasi bukan hanya kehilangan materi tetapi juga kepercayaan.

Berbagai kasus bermunculan di pemberitaan meskipun tidak selalu tentang pembagian dividen malah kasus-kasus penipuan dan investasi bodong. Lagi-lagi ini masalah kejelian dan kredibilitas media berinvestasi. Lantas bagaimana peran pemerintah ataupun pengawas yang telah pemerintah siapkan untuk menanggulangi masalah ini? atau malah masih sibuk dengan hegemoni politik yang tiada habisnya?

Contoh kasus misalnya layanan pinjam meminjam atau peer to peer landing (p2p landing). Melalui riset internal penulis sudah banyak startup yang mengalami kegagalan dalam mengaplikasikan kepercayaan masyarakat. Startup yang ada pada model ini sebagian besar masih terlalu fokus pada siapa yang akan menjadi peminjam dan yang meminjamkan dana untuk suatu proyek tertentu belum sampai kepada tahap risiko dan peluang. Banyak hal yang dilakukan hanya menarik pendana sebanyak mungkin dalam konteks terus bersaing antar sesama startup. Seleksi terhadap peminjam dana belum secara ketat dan teliti agar para pendana tidak mengalami kerugian. Apalagi masih ada startup yang berlepas tangan meskipun secara "tidak langsung" terhadap proyek-proyek mangkrak yang difasilitasi olehnya. Sungguh miris dan menyedihkan bukan?

Belum lagi baru-baru ini ada investasi dengan berbagai skema perputaran modal yang terlalu cepat di aplikasi-aplikasi yang mencari rating bahkan melibatkan beberapa nama selebritas di dalamnya. Ini hanya akan menjadi hal yang saling serang dengan fenomena keterlibatan masyarakat bawah dalam berinvestasi. Sekali lagi ini bukan perkara remeh yang hanya dapat dituntaskan dengan sekali dua kali pidato oleh kepala negara.

Investasi sebaiknya dibuka kepada masyarakat secara luas oleh pemerintah. Proyek-proyek investasi tersebut dapat diterapkan pada sektor-sektor tetap dengan risiko kegagalan rendah terlebih dahulu. Contoh kecil misalnya pembangunan jalan tol yang hanya diserahkan kepada swasta dan manfaat kembali dinikmati oleh cukong saja. Investasi di bidang pengembangan energi terbarukan agar masyarakat dapat merasakan secara langsung hasil jerih payah menabung demi investasi. Tetap harus diingat keserakahan dan ketamakan menjadi momok dalam upaya mempermudah akses investasi ini apalagi dana yang dikumpulkan adalah dana masyarakat. Rentan penyalahgunaan, penyelewengan, dan segala jenis peluang korupsi lainnya. PR besar inilah yang harus segera dituntaskan.

Pun harus digaris bawahi dengan tebal kalau investasi bukanlah menyulap uang dengan cepat, tetapi memiliki dampak luas dan menyeluruh untuk memperbaiki ekonomi dan moral bangsa dari keterpurukan. Sekali lagi jangan terfokus pada nominal investasi dan kecepatan kembalinya dana. Jika belum siap berinvestasi atau cukup untuk makan saja maka tundalah dulu sampai keuangan anda benar-benar aman. Terbaik adalah berinvestasilah untuk akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun