Liga Primer Inggris akan kembali digelar sesuai rencana pada 18 Juni mendatang. Bak dahaga insan sepak bola menantikan kembalinya liga yang “katanya” terbaik di dunia. Setelah berbagai isu menjadi santapan sehari-hari yang terkadang membosankan namun tetap kecanduan. Dinantikan namun penuh kekhawatiran mewarnai bergulirnya liga Inggris di periode sulit ini. Bukan hanya liga Inggris sebetulnya tetapi juga kompetisi lainnya yang ada di jagat olahraga.
Liga Inggris tetap menjadi yang dinantikan walaupun akan sedikit membosankan jika sang pemimpin klasemen saat ini tetap akan merengkuh gelar juaranya setelah 3 dekade berlalu. Drama kulit pisang tetap licin untuk kembali digulirkan seandainya The Reds (julukan Liverpool) kembali gagal meraih juara atau gelar “Next Year FC” kembali belum ingin dilepas. Apapun itu tetap selalu dinantikan oleh penikmat liga Inggris termasuk Saya, hehehe.
Selain isu transfer yang menjadi bumbu masak terbaik sepak bola, sederet isu penting seputar kebiasaan dan aturan baru setelah didera pandemi menarik diikuti seputar sepak bola inggris. Belum lagi penampilan para pemain setelah mendapat jatah libur dadakan juga menimbulkan kesan sendiri selama menantikan aksi para punggawa kesebelasan. Perubahan penampilan dan kondisi kebugaran pemain menjadi sorotan penting dunia sepak bola yang akan bergulir kembali.
Kabar tak sedap lainnya adalah adanya penolakan dari pemain akan kelanjutan liga Inggris yang menganggap keselamatan adalah bagian terpenting yang perlu dijaga. Tetap saja “business is business” tak mampu dihentikan oleh suara hati tersebut. Kalau hendak mengikuti sebagian besar suara hati para Fans Liverpool FC saat ini (termasuk saya) tentu saja dengan langsung memberikan gelar dan mengakhiri liga sembari menunggu pandemic berakhir.
Setelah beberapa bulan tanpa sepak bola tentu saja kekosongan akan pertandingan yang menghibur ingin segera terisikan oleh aksi para pemain di lapangan. Sekali lagi keinginan tersebut masih campur baur dengan kekhawatiran tingkat tinggi akan keselamatan pemain. Satu sisi bermain sepak bola adalah hidup para pemain, sisi lainnya adalah ancaman Covid-19 masih belum teratasi sepenuhnya. Hal ini sangat perlu mendapat pertimbangan matang dari pihak penyelenggara agar tidak blunder di kemudian hari.
Kekhawatiran lainnya adalah kondisi pemain pasca libur panjang membuat kebugaran tidak maksimal dan membuat pemain rentan akan cedera. Walaupun mungkin tim pelatih sudah memikirkan ini lebih dalam, tetapi para fans tentu saja tetap was-was dengan pemain kesayangan mereka. Paling parah bagi tim-tim yang sedang sangat memburu kemenangan demi lolos kompetisi eropa atau lolos jurang degradasi. Kehilangan pemain dapat menjadi petaka serius selain seretnya pendapatan untuk mendapatkan pemain baru di musim berikutnya.
Berkaca dari liga yang telah lebih dulu bergulir (Bundesliga Jerman) tentu dapat menjadi pelajaran penting meskipun memiliki kasus pandemic yang sedikit berbeda. Intensitas pemain terlihat lebih berkurang dan sedikit di bawah penampilan biasanya karena ketiadaan supporter serta kehati-hatian agar tidak tertular atau cedera selama pertandingan. Pengetatan protocol kesehatan baik di lapangan maupun luar lapangan tampaknya berhasil dijalankan dengan baik untuk menunjang lanjutan liga.
Racikan strategi para pelatih akan kembali diuji karena perlu adaptasi kembali dari para pemain maupun situasi pertandingan yang akan dihadapi. Kemungkinan besar taktik akan banyak perubahan permainan dikarenakan kebugaran pemain maupun ketersediaan pemain. Sungguh sangat dinantikan adu strategi antar tim pelatih menghadapi situasi anomaly seperti pada masa ini. Cukup tidaknya waktu berlatih serta uji coba pertandingan terus menjadi catatan para pelatih untuk kembali meramu permainan terbaik yang akan disajikan.
Bagaimana dengan penonton? Tentu saja tidak dapat menyaksikan secara langsung melainkan hanya melalui layar saja. Sorak sorai stadion tidak dapat disaksikan sementara waktu dan hanya menikmati dari rumah saja. Lantas apakah akan mengurangi kenikmatan sepak bola bagi para penggemarnya? Tentu saja iya, namun demi kebaikan bersama tetap dapat dinikmati dengan cara terbaik sesuai versi masing-masing. Toh ada wacana menayangkan semua pertandingan di channel pemegang hak siar.
Harap cemas ini hanya akan dapat diselesaikan dengan bersabar sekaligus mengisi kembali dengan mengingat kembali maupun menekuni hal lain yang menjadi hobi agar sedikit teralihkan. Jangan lupa untuk terus menjaga kebugaran dan berolahraga teratur serta menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat dan dapat menikmati kembali tayangan sepak bola kesayangan Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H