[caption caption="Albany Senior High School (Sumber: www.albanyshs.com.au)"][/caption]Hari Senin, 16 September 2013, selain aku beli adaptor untuk nge-charge HP di ceritaku sebelumnya, adalah hari pertama aku masuk sekolah di Albany Senior High School. Gimana ya, rasanya sekolah di Australia? Ikuti ceritaku kali ini, ya!
Pagi itu, aku bangun pukul 06.30. Aku buka gorden. Matahari mulai terbit dengan malu-malu, langit berwarna semburat merah keungu-unguan seolah-olah enggan berpisah dengan malam. Tetapi, ternyata, pagi itu aku yang pertama kali bangun. Kim, Nat, Ryan, Samantha, dan Tyler masih tidur.
Buru-buru aku salat subuh, lalu aku keluar kamar.
“Good morning, Luqman,” sapa Nat. Beliau yang pertama kali keluar.
“Good morning,” jawabku.
Aku bersiap-siap berangkat ke sekolah, mandi, sarapan, dan lain-lain. Hari ini aku mengenakan seragam putih abu-abu dengan jas almamater.
Hari ini—dan hari-hari selanjutnya—aku tidak sarapan dengan nasi, melainkan dengan sereal. Aku masih ingat, mereknya Weet-Bix. Weet-Bix ini sereal gandum utuh, bentuknya blok begitu, jadi tinggal dicampur dengan susu. Samantha dan Tyler semangat banget makannya, mungkin ini sereal kesukaan mereka.
Seperti kebiasaanku di Indonesia, aku juga membawa bekal ke sekolah. Kalau biasanya aku bawa roti untuk bekal di sekolah, di Australia aku juga bawa roti! Bedanya, yang aku bawa hari ini—dan hari-hari selanjutnya—adalah roti gandum utuh buatan sendiri, diisi dengan filet ayam dan keju parmesan. Parmigiano-reggiano!
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah dimulai pukul 08.45 dan selesai pukul 15.00. Tetapi, host-ku mengajak aku berangkat sekolah ketika waktunya udah mepet.
“Nanti kita juga naik bus sekolah. Ryan bakal ngasih kamu uang buat bayar busnya,” kata Nat.
Kemudian, Ryan memberiku uang sebesar $1.10. “Ini, ya, uang buat bayar busmu hari ini,” kata Ryan.