Mohon tunggu...
Luqman Baehaqi
Luqman Baehaqi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Catatan-catatan seorang Clueless Father

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menolak Lupa, Tapi Susahnya...

12 Desember 2012   01:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:49 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13552739211026660655

Di jakarta saya dan keluarga paling sering pergi ke mall. Baik untuk belanja, ketemuan sama teman atau cuma numpang ngadem. Toko buku, tempat makan, dan tempat bermain anak adalah tujuan utama kalau kami sedang di mall. Kami paling sering ke Mall itu hari biasa dibandingkan di akhir pekan, kebetulan kebanyakan kerjaan saya bisa dikerjain di rumah jadi memungkinkan untuk itu. Kalau hari biasa mall relatif sepi jadi kadang Altair (anak pertama saya) bisa lari-larian atau main di tempat mainan anak-anak tanpa perlu desek-desekan.

Mall pondok indah (PIM) adalah tempat favorit kami. Pertama karena deket rumah. Kedua, sekali pergi dapet dua mall, PIM 2 dan PIM 2. Ketiga, ada parkir indoornya. Parkir indoor itu enak karena dari tempat parkir ke pintu masuk mall nggak kepanasan pas lagi panas, nggak keujanan pas lagi ujan dan nggak kejauhan pas lagi jauh. Hmm yg terakhir kayanya nggak nyambung ya hehe.

Tapi parkir indoor gitu paling sebel karena aya suka lupa parkir di lantai berapa di bagian mana, jadi suka ribet kalau pas lagi mau pulang, lupa adalah musuh utama saya parkir di dalam ruangan karena semua sudut dan semua lantai bentuknya sama.

"Yah kita parkir di mana ya?" Istri saya suka nanya.

"Eh di mana ya?" Saya bales tanya.

"ya udah di lantai berapa?"

"waduh nggak inget"

basanya kalau udah kaya gini bakal cape menelusuri tiap lantai dan muter-muter setiap sudut. Apalagi kalau udah kelamaan di dalem mall nya, udah lupa semuanya. udah ngobrol ngalor ngidul udah nggak inget sama sekali, kalau nanya satpam paling jawabannya "Tadi ditaro di mana, Mas?".

Untuk menanggulanginya biasanya saya mencari parkir yang dekat dengan pintu lift jadi bisa buat patokan. Tapi kalau lagi nggak dapet ya susah lagi buat nyari patokannya. habis setiap sudut kaya sama semua di mata saya. Hal paling bego yang pernah saya lakukan adalah waktu itu rencananya cuma sebentar mau betulin jam tangan saya nginget parkiran menggunakan patokan mobil yang parkir sebelah saya, tadi parkirnya sebelahan sama karimun warna merah. Saya lupa kalo karimun itu bisa pulang setiap saat.

Sebenernya nggak cuma di mall di manapun saya kalau parkir indoor lebih banyak lupanya daripada ingetnya. Mau pake valet parking boros. Pernah saya baca buku metode menghafal, katanya kalau mau nginget angka atau huruf jangan diinget angkanya atau hurufnya tapi diasosiasikan. misalnya parkir di B3G jadi ngingetnya anak Babi Tiga ekor dimakan Gajah. tapi kadang malah makin lupa karena bingung tadi gajah apa harimau ya kayanya nggak mungkin gajah makan babi. Pengen rasanya menolak lupa tapi ternyata susah.

Sampai suatu saat saya inget teknologi mutakhir yang bernama, jeng-jeng... Handphone. Semua handphone jaman sekarang rata-rata ada kameranya dan itu sangat membantu sekali untuk membantu kinerja otak saya yang udah mulai nggak bersahabat kalau untuk hafal menghafal. Selamat mencoba

*Saya kira masalah sudah selesai ternyata masalah kembali muncul ketika lobet. Pernah sekali waktu udah sampai parkiran mau liat foto di handphone dan benar sodara-sodara, lobet, terpaksa nyari charger terdekat di parkiran dan nanya ke satpam, "Pak, ada colokan?" Jawab satpamnya, "Tadi ditaro di mana, Mas?" ternyata saya ketemu satpam yang tadi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun