Shodaqah merupakan suatu pemberian oleh seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa mengharap apapun kecuali Ridho Allah Ta'ala. Kita semua mengetahui bahwa sedekah memiliki keutamaan yang sangat besar.Â
Di antara beberapa keutamaan tersebut adalah pahala yang akan dilipatgandakan oleh Allah Ta'ala, sedekah juga dapat memperpanjang umur dan melindungi seseorang dari kematian yang buruk, orang yang rajin bersedekah diibaratkan seperti air yang memadamkan api, sedekah membantu menghapus dosa-dosa kita dengan pahala yang melimpah. Selain itu, sedekah juga dapat melindungi kita dari api neraka dan menjadi naungan bagi umat manusia pada hari kiamat nanti.
Namun, setelah mengetahui berbagai keutamaan tersebut, kita tentu tidak ingin harta yang kita keluarkan menjadi sia-sia dan hilang begitu saja. Ada beberapa cara agar amalan sedekah kita diterima oleh Allah Ta'ala.
Berikut diantara hal yang perlu kita perhatikan ketika hendak bersedekah :
- Niat yang benar
Hal pertama yang harus diperhatikan oleh seseorang yang bersedekah adalah Niat. Niat sendiri termasuk hal terpenting seorang hamba sebelum melakukan sesuatu, Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam pernah bersabda, "Sesungguhnya amalan seseorang tergantung pada apa yang dia Niatkan.", maka dari itu, dengan Niat, Shodaqah kita tidak hanya membawa manfaat yang besar bagi orang yang menerima saaja, tetapi juga akan memperoleh pahala disisi Allah Ta'ala. oleh karena itu, luruskan niat bahwasnya apa yang kita perbuat hanya untuk Allah Subehanahu wa Ta'ala.
Ikhlas berarti melakukan kebaikan semata-mata untuk mengharap Ridha Allah Ta'ala. Orang yang ikhlas tidak mengharapkan balasan orang lain  atas apa yang ia berikan dan tidak mengungkit pemberiannya sampai kapan pun. Segala hal yang dilakukan dengan keikhlasan semata-mata untuk ibadah kepada Allah, maka Allah akan menggantinya dengan pahala, jangan sampai kita bershodaqah hanya untuk riya' ingin dilihat orang lain dan sum'ah pamrih kepada orang lain. Jauh lebih baik jika kita bershodaqah secara sembunyi-sembunyi tanpa dilihat orang lain, ibarat tangan kanan memberi tanpa sepengetahuan tangan kiri.
- Ittiba'u rasul
Ittiba'u rasul artinya mengikuti Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam dengan apa saja yang datang dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam harus diterima, apa yang diperintahkannya diikuti, dan apa yang dilarangnya ditinggalkan. Ini merupakan salah satu bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah Ta'ala. Allah berfirman: "katakanlah: "jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah maha pengampun lagi maha penyayang." (qs. Ali-'imran 3: 31)
Allah telah mengutus Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam sebagai contoh dan teladan agar kita mencontoh perbuatan dan perilaku beliau. Suatu amalan akan diterima jika dilaksanakan sesuai dengan ajaran dan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebaliknya, seseorang yang tidak mengikuti bimbingan Rashulullah Shalallahu alaihi wa salam, amalan seseorang tersebut akan tertolak, Rashulullah Shalallahu alaihi wa salam bersabda "Barangsiapa mengamalkan amalan yang bukan dari bimbinganku" kata Rashul "maka (perkara tersebut) akan tertolak". (HR. Muslim).
Dalam bersedekah, kita harus tahu kepada siapa saja sedekah diberikan, kapan kita harus bersedekah, dan bagaimana cara yang benar dalam bersedekah. Semua itu didapatkan melalui ilmu dan ilmu didapatkan dari belajar, sebagaimana pepatah mengatakan, "berilmu sebelum berkata dan beramal", sedangkan sumber utama ilmu adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah (bimbingan Rashul).
Dengan mengetahui tips-tips atau cara ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam beramal, bertindak dan yang paling penting adalah dalam hal beribadah. Semua itu memiliki dasar yang kuat dan tuntunan syari'at agar amalan kita tidak sia-sia dan diterima oleh allah ta'ala.