Mohon tunggu...
Luqman Achmad
Luqman Achmad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mantan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemimpin-pemimpin Jakarta (1)

26 Juni 2012   03:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga saat ini Jakarta telah memiliki 13 Pemimpin sejak masa kemerdekaan Indonesia, dan pada tanggal 11 Juli nanti jakarta kembali akan memilih pemimpinnya yang ke-14. Sebagian dari kita mungkin mengenal siapa-siapa saja yang telah menjadi pemimpin bagi Jakarta ini, namun apakah kita tahu apa saja yang telah mereka lakukan untuk memajukan Jakarta? 1. Suwiryo Raden Suwiryo merupakan pemimpin pertama Jakarta setelah masa kemerdekaan, waktu itu Jakarta masih berada dibawah propinsi Jawa Barat sehingga Dipimpin oleh walikota bukan Gubernur. Pada Juli 1945 Raden Suwiryo diangkat menjadi wakil walikota Jakarta bersama Baginda Dahlan Abdullah, karena pada bulan Juli Indonesia masih dijajah oleh Jepang sehingga kekuasaan Walikota Jakarta masih dipegang oleh petinggi Jepang. Pada saat bom atom dijatuhkan di Jepang, Raden Suwiryo mengetahui bahwa masa-masa penjajahan Jepang akan segera berakhir, maka Raden Suwiryo bersama beberapa orang lain meminta Sukarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.pada 17 September1945 Raden Suwiryo bersama para pemuda ikut menggerakkan massa rakyat menghadiri rapat raksasa di lapangan Ikada (Monas) untuk mewujudkan tekad bangsa Indonesia siap mati untuk mempertahankan kemerdekaan. Rapat raksasa di Ikada ini dihadiri bukan saja oleh warga Jakarta tapi juga Bogor, Bekasi, dan Karawang. Pada tanggal 23 September 1945, setelah penyerahan kekuasaan Jepang ke Indonesia, Raden Suwiryo secara resmi diangkat menjadi Walikota pertama Jakarta. Pada saat penyerangan pertama Belanda untuk merebut kembali Indonesia atau kita kenal dengan agresi militer pertama Presiden Sukarno dan wakilnya Hatta hijrah ke Yogyakarta, namun Raden Suwiryo tetap berada di Jakarta dan memerintahkan semua pegawai pamong praja agar tetap tinggal di tempat menyelesaikan tugas seperti biasa. Namun pada tanggal 21 Juli 1947 saat Belanda melancarkan aksi militernya, Suwiryo diculik oleh pasukan NICA di kediamannya di kawasan Menteng pada pukul 24.00 WIB. Selama lima bulan dia disekap di daerah Jl Gajah Mada, dan kemudian pada bulan Nopember 1947 beliau diterbangkan ke Semarang untuk kemudian ke Yogyakarta. Setelah masa agresi selesai Raden Suwiryo kembali diangkat menjadi Walikota Jakarta selama 1 tahun mulai 1950 hingga tanggal 2 mei 1951 ketika Raden Suwiryo diangkat menjadi wakil PM. 2. Daan Jahja Selama masa pengasingan Raden Suwiryo ini kekuasaan Walikota diserahkan Daan Jahja yang menjabat dari tahun 1948-1950, pada masa pemerintahannya, Campur tangan Belanda pada sistem pemerintahan terlihat begitu kental pada saat agresi militer ini berlangusng, sehingga hampir seluruh sistem pemerintahan diatur oleh Belanda. Pada tahun 1950 setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia Daan Jahja berhasil menyelesaikan masalah administratif pemerintahan Jakarta yang diatur oleh Belanda tersebut. 3. Syamsuridjal Syamsuridjal ditunjuk menjadi walikota Jakarta setelah Raden Suwiryo diangkat menjadi wakil PM, sebelum menjadi Walikota Jakarta Syamsuridjal telah menjadi walikota di dua propinsi yaitu Walikota Bandung dan Walikota Solo. Selama 2 tahun masa pemerintahannya Syamsuridjal menghadapi banyak masalah terutama yang berhubungan dengan kesejahteraan penduduk. Pencapaian yang sangat menonjol pada masa pemerintahan beliau adalah penyelesaian masalah pemadaman listrik yang sering terjadi pada saat itu dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Ancol. Selain masalah kelistrikan pencapaian beliau berikutnya adalah meningkatkan penyediaan air minum dengan membangun penyaringan air di Karet dan penambahan pipa-pipa yang menyalurkan air dari bogor. 4. Sudiro Sudiro bisa dikatakan memegang dua jabatan dalam satu periode yaitu pada tahun 1953-1958 dia menjabat sebagai Walikota Jakarta dan tahun 1958-1960 setelah Jakarta mendapatkan status administratif tingkat pertama, Sudiro menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Selama masa pemerintahannya banyak hal yang dilakukan untuk menata Jakarta, salah satunya adalah membagi Jakarta menjadi tiga wilayah administratif yang disebut kebupaten dan dikepalai oleh seorang patih, tiga wilayah tersebut adalah Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan. Sudiro juga membagi satuan terkecil dalam masyarakat yaitu memunculkan sistem RT (Rukun Tetangga) dan RK (Rukun Kampung) yang kemudian berubah menjadi RW (Rukun Warga), dan seperti yang kita ketahui sistem RT dan RW ini masih diterapkan hingga saat ini. Sudiro juga menjadi salah satu penggagas didirikannya Monumen Nasional. 5. Dr. Soemarno Dr. Soemarno adalah orang pertama yang menjabat sebagai Gubernur penuh Jakarta selama priode pemerintahannya. Beliau juga merupakan salah satu pemimpin yang menjabat dalam dua periode yaitu 1960-1964 dan periode 1965-1966. Monumen nasional, Patung Selamat Datang, dan Patung Pahlawan di Menteng merupakan monumen-monumen bersejarah yang dibangun pada masa pemerintahan beliau, selain monumen-monumen tersebut beliau juga menjadi penggagas pembangunan  rumah minimum. Konsep rumah minimum ini adalah rumah dengan luas 90 meter persegi, dibangun di atas tanah 100 meter persegi, terdiri dari dua lantai, lokasinya dekat dengan tempat kerja. Proyek pertama rumah minimum dibangun di Raden Saleh, Karang Anyar, Tanjung Priok, dan Bandengan Selatan. Sumber : dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun