Mohon tunggu...
Luqi Intalia
Luqi Intalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - (Twolisan)

|| menulislah, maka namamu akan abadi || Mahasiswi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Pendidikan Agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keabadian

26 Januari 2022   18:33 Diperbarui: 26 Januari 2022   18:38 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keabadian
Oleh: Luqi Intalia

Senyum hangat, penyejuk bagi penikmatmya
Paras  tegap tinggi penopang keluarganya
Ramah; santun sapa pengikat setiap pertemuan dengannya

Sudah tak pernah ku jumpai lagi
Terhitung setelah kulihat ia terbaring pulas terkubur dalam pembaringan abadi

Nampaknya;
denting kenangan masih terus berputar
Lantunkan penghuni renjana yang kian memudar
Bangkitkan ragaku,
Yang Terjebak dalam dimensi kemarin silam
Saat ragamu masih mampu ku tatap dengan penuh kemilauan
 
Wahai tuan
Pilar dinding tempat kau bersandar;
bertanya tentang kabarmu
Bahkan; gelas kaca tempat kopimu beraduk rasa
Masih merekam jelas tiap sruputan manismu
Aku harus bagaimana?
Sedang setelah pembaringanmu; tak pernah kujumpai hadirmu kembali

Bawalah aku;
Bawa aku abadi bersama kepingan waktu
Menjadi dua sehidup bersamamu
Bukan aku yang mati
Mematung; sebab kehilangan raga-mu

Batang, 02 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun