Mohon tunggu...
Luqiana Khuld Luay
Luqiana Khuld Luay Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menurut saya ,saya adalah orang yang mudah sekali bosan tetapi saya juga terkadang monoton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dibalik Layar Ideologi Pancasila Indonesia

25 September 2022   23:20 Diperbarui: 25 September 2022   23:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dibalik Layar Ideologi Pancasila Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, sebagai rakyat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia bahwasanya negara kita berprinsip serta berpedoman dan berlandaskan pada Ideologi Pancasila. Lalu, Apa itu Pancasila?. Pancasila terdiri dari dua kata yaitu, Panca dan Sila yang berasal dari bahasa Sansekerta. "Panca" yang berarti lima, dan "Sila" yang berarti dasar. Maka jika dilihat dari segi bahasa, Pancasila adalah lima dasar rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang dicetuskan oleh Ir.  Soekarno.
Pancasila merupakan pilar ideologi bagi bangsa Indonesia. Karenanya, setiap tanggal 1 Juli selalu diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Dalam perumusan nya sehingga menjadi ideologi bangsa Indonesia, ada serangkaian tahap yang menyelimuti perumusan Pancasila sendiri. Pada tanggal 7 September 1944, dibentuk lah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)dengan diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat. Dengan terbentuknya badan penyelidik ini, rumusan demi rumusan terhadap dasar negara mulai diaspirasikan.
 Beberapa tokoh ikut andil menyumbangkan pemikirannya diantaranya, Moh Yamin, Soepomo dan Ir. Soekarno. Ketiga rumusan yang disampaikan tokoh tersebut, dimusyawarahkan serta dirundingkan demi mencapai rumusan dasar negara yang disepakati dan diterima oleh seluruh rakyat. Dalam perundingan dasar negara beberapa aspek ikut terlibat dalam melandasi putusan rumusan dasar negara, seperti aspek agama, aspek kemanusiaan, serta aspek ketatanegaraan. Salah satu aspek yang berperan penting dalam perumusan Pancasila adalah aspek agama.
Bangsa Indonesia merupakan negara majemuk, dimana terdapat banyak macam agama yang dianut oleh rakyat nya. Salah satunya adalah Islam. Indonesia termasuk dalam golongan dimana moyoritas penduduk nya adalah pemeluk agama Islam. Islam sendiri mulai memasuki bumi Nusantara sejak abad ke 7 Masehi. Sudah semenjak bumi Nusantara belum dijajah oleh negara lain, Islam sudah tersebar luas hingga pelosok negeri. Maka tak heran, banyak dari tokoh-tokoh kemerdekaan yang memang adalah seorang muslim.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwasanya negara Indonesia adalah negara majemuk. Dalam deskripsi yang lebih mendalam dan detail, Indonesia bukan negara agama dan juga bukan negara sekuler. Indonesia bukan negara agama, yang dimaksud adalah bahwa ideologi bangsa bukan dari doktrin atau ajaran agama tertentu. Sedangkan maksud dari Indonesia bukan negara sekuler adalah bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama atau bangsa yang religius. Dimana seluruh rakyat memiliki kepercayaan masing-masing sesuai yang telah diyakini.
Dengan memperhatikan aspek agama ini,perumusan butir pertama Pancasila mengandung dasar negara yang berpengaruh penting dalam ketatanegaraan bangsa Indonesia. Sila Pancasila yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sila yang pertama ini, dimaksudkan bahwa seluruh rakyat Indonesia mempercayai adanya ketuhanan yang Esa menurut keyakinan yang diyakini. Dalam pandangan serta perspektif agama Islam, butir Pancasila yang pertama sampai butir Pancasila yang kelima semua dirumuskan berdasarkan Al-Qur'an.
Perihal ini tidak dimaksudkan dalam pendeskriminasian Agama lain. Namun, sesuai persepektif yang digunakan. Dalam pembahasan artikel ini, menyoroti peran agama Islam dalam perumusan dasar negara sebagai ideologi serta pedoman kehidupan bangsa yaitu Pancasila, Maka dijelaskan bahwa segala sesuatu yang diambil atau diputuskan selalu berdasarkan sumber acuan tertinggi atau dengan istilah lain GrandNorm yang tidak lain adalah Al- Qur'an.
Contoh, bahwa tiap sila yang ada pada Pancasila berdasarkan Al-Qur'an adalah, sila pertama dirumuskan berdasarkan       Q. S An- Nahl ayat 22, sila kedua yaitu Q. S An- Nahl ayat 90, sila yang ketiga yaitu Q. S Al-Hujuurat ayat 13, sila yang keempat yaitu Q. S Ali Imran ayat 59 dan sila ke lima yaitu Q. S Az-Dzariyat Ayat 19. Berdasarkan ini lah terwujud nya dasar negara berupa ideologi Pancasila. Namun, walaupun ideologi Pancasila didasari oleh Al-Qur'an, banyak perdebatan antara Islam dengan Negara terkait landasan filosofis serta konsep hukum yang diterapkan Islam dengan konsep hukum yang diterapkan negara. Hal ini banyak memicu perdebatan bahkan kontroversi pada perudingan perumusan ideologi Pancasila.
Dalam perihal ini terbukti secara gamblang, bahwasanya sila-sila yang tercantum dalam butir pancasila memiliki nilai islamisasi yang dalam. Semua jelas disusun berdasarkan syariat Islam, dengan toleransi terhadap agama lain. Untuk itu peran agama Islam atas Pancasila adalah memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat. Agar fungsi sosial agama secara nyata diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, guna meningkatkan kerukunan hidup beragama dalam rangka ketahanan nasional, maka dibutuhkan peran para pemuda sebagai generasi penerus bangsa.
Ada sekitar lima agama yang dianut oleh rakyat Indonesia. Dengan macam agama yang ada, tak dipungkiri adanya perselisihan antar penganut agama satu dengan lainnya. Muncul nya konflik beragama menunjukkan bahwa kerukunan antar umat beragama di Indonesia belum terwujud. Kerukunan umat beragama merupakan modal utama dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan masyarakat bisa menerima segala bentuk perbedaan juga hidup berdampingan secara damai. Nilai-nilai kemanusiaan akan lebih diutamakan daripada mempertentangkan perbedaan ideologi atau perbedaan keyakinan, toleransi antar sesama umat akan bernilai tinggi dan tidak akan mudah menghujat paham.
Bahkan, tertera dalam butir  Pancasila untuk saling mentolerir antar sesama tanpa membedakan ras, agama, suku dan bahasa. Maka demi mewujudkan butir Pancasila ini, diperlukan implementasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Baik sama ataupun beda setiap orang harus memiliki serta menjiwai sikap toleransi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun