B. EPISTEMOLOGI
Secara etimologi, epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang sistematis, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar. dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.Â
Pembahasan epistemologi bersangkutan dengan hakikat pengetahuan dan cara bagaimana atau dengan sarana apa pengetahuan dapat diperoleh. Pembicaraan tentang hakikat pengetahuan ini ada dua teori. Teori pertama yang disebut dengan realism yang berpandangan bahwa pengetahuan adalah gambar atau foto yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Gambaran atau pengetahuan yang ada dalam akal adalah foto dari yang asli yang terdapat di luar akal. Jadi, pengetahuan menurut teori ini sesuai dengan kenyataan.
Sementara itu, teori kedua yang disebut dengan idealism berpandangan bahwa pengetahuan adalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui. Berbeda dengan realism, pengetahuan menurut teori idealism ini berarti tidak menggambarkan kebenaran yang sebenarnya, karena, menurutnya pengetahuan yang sesuai dengan kenyataan adalaha mustahil.
Pembicaraan tentang metode-metode untuk memperoleh pengetahuan ada dua teori pula. Teori pertama yang disebut dengan empirisme yang berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh dengan perantaraan pancaindera. Alat pertama inilah yang emperoleh kesan-kesan dari apa yang ada di alam nyata. Kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia yang kemudian menyusun, dan mengaturnya menjad pengetahuan. Sementara itu, teori kedua yang disebut dengan rasionalisme yang berpandangan bahwa pengetahuan diperoleh dengan perantaraan akal. Memang untuk memperoleh data-data dari alam nyata dibutuhkan pancaindera, tetapi untuk menghubung- hubungkan satu data dengan data lainnya yang terjadi di alam nyata ini dibutuhkan sekali peran akal. Andaikan bersandar pada pancaindera semata, manusia tidak akan mampu menafsirkan proses alamiah yang terjadi di jagad raya ini. Jadi, Allah yang menyusun konsep-konsep rasional yang disebut dengan pengetahuan.
Akan tetapi, dalam ajaran agama wahyu, pengetahuan dapat diperoleh melalui wahyu. Pengetahuan yang dibawa wahyu diyakini bersifat absolut dan mutlak benar, sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui pancaindera dan akal bersifat relatif.
C. AKSIOLOGI
Istilah aksiologi berasal dari kata axio yang artinya nilai atau sesuatu yang berharga dan logos dan logos artinya akal. Jadi axiologi adalah teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai. Aksiologi sebagai cabang filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
Pembahasan aksiologi bersangkutan dengan hakikat nilai. Dalam menentukan hakikat atau ukuran baik dan buruk dibahas dalam filsafat etika atau akhlak. Dalam menentukan hakikat atau ukuran benar dan salah dibahas dalam filsafat logika atau mantiq. Dalam menentukan hakikat atau ukuran indah dan tidaknya dibahas dalam filsafat estetika.
Aksiologi memberikan manfaat untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu fungsi aksiologi adalah.
1. Aksiologi menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang hakiki maka prilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan langsung.