Ruwat Desa Di Desa Candi Sidoarjo:
Perpaduan Tradisi Dan Modernitas
Tradisi ruwat desa kembali digelar di Candi, Sidoarjo. Acara yang sarat makna ini dihadiri langsung oleh Bupati Sidoarjo,H. Subandi, S.H., M Kn., yang menunjukkan perhatian pemerintah terhadap pelestarian budaya lokal.
Ruwat desa, sebuah ritual tolak bala dan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Acara ini biasanya diadakan secara berkala untuk memohon perlindungan dari segala macam bencana dan memohon keberkahan bagi seluruh warga desa.
Dalam acara ruwat desa di desa candi kali ini, berbagai rangkaian kegiatan digelar. Mulai dari kirab budaya yang menampilkan beragam kesenian tradisional, seperti tarian, gamelan, dan wayang kulit, hingga upacara adat yang dipimpin oleh sesepuh desa.
Bapak Subandi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas upaya masyarakat Candi dalam melestarikan tradisi ruwat desa. "Tradisi ruwat desa ini adalah warisan luhur yang harus kita jaga dan lestarikan. Selain sebagai ungkapan syukur, acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar warga," ujarnya.
      Perpaduan Tradisi dan Modernitas:
 Menariknya, dalam penyelenggaraan ruwat desa kali ini, terlihat perpaduan antara tradisi dan modernitas. Selain menampilkan kesenian tradisional, panitia juga melibatkan generasi muda dalam berbagai kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ruwat desa tidak hanya diminati oleh kalangan tua, tetapi juga menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikannya.
Para anak muda di desa candi berbondong -- bonding membuat dekorasi arak - arak an yang sangat bagus. Di hias dengan berbagai macam bentuk hewan atau karakter di film.
Harapan untuk Masa Depan:
Diharapkan, penyelenggaraan ruwat desa di desa Candi ini dapat menginspirasi desa-desa lain di Sidoarjo untuk turut melestarikan tradisi leluhur. Dengan demikian, budaya Jawa yang kaya akan nilai-nilai luhur dapat terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.