Mohon tunggu...
Roman Lunatik
Roman Lunatik Mohon Tunggu... profesional -

Mencoba untuk selalu berbagi dimana saja dan kapan saja

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

VS Kyrgiztan, antara Timnas dan Ambisi Klub Juara

25 Oktober 2013   17:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1382695801807522585

[caption id="attachment_287638" align="aligncenter" width="600" caption="www.footballmatchpreviews.com"][/caption]

Salam Sportivitas...

Setelah kemarin saya, mengeluarkan artikel dengan tajuk “Kalender FIFA, Mungkin Ini Yang Membuat Laga vs Mali Batal”, saya jadi berpikir apa memang sesulit itu untuk mengatur jadwal pertandingan internasional?

Lalu saya mulai kasak-kusuk untuk mencari referensi di website FIFA, dan juga mengambil contoh kasusnya di daftar peringkat FIFA. Saya coba mengambil draft pertandingan dari 10 negara tertinggi di daftar FIFA, dan ternyata tidak ada satupun pertandingan yang diselenggarakan di luar jadwal kalender FIFA.

Lalu mengapa PSSI-BTN, begitu sering mengajak negara-negara lain untuk bertanding di luar jadwal FIFA? Dalam 3 bulan terakhir, sudah ada Hongkong, Makau, Timor Leste, terakhir Mali, Korea Utara, dan Kyrgiztan.

Apa yang menjadi pijakan PSSI-BTN sehingga mereka begitu yakin bahwa pertandingan ini bisa terlaksana?

Dan akhirnya pencarian saya membuahkan hasil. Sebuah FIFA Facts terkait FIFA “A” International Matches, International Match Calendar and Player Release adalah jawabannya.

Dengan nomer dokumen PS 792 En Annex II 74, saya coba menyimpulkan fakta demi fakta yang terkandung di dalamnya.

Perihal pelepasan pemain nasional sebagai perwakilan timnas dari asosiasi sepakbola suatu negara, serta kaitannya dengan penyelenggaraan pertandingan internasional dalam kalender FIFA:

a.Pertandingan kualifikasi pada suatu kompetisi internasional, dimana tanggalnya sudah ditentukan (masuk kalender FIFA)

Pertandingan ini memiliki tingkat prioritas tertinggi. Dan berada lebih tinggi di atas level kompetisi yang diselenggarakan oleh asosiasi pada tingkat nasional. Pada tanggal ini, seluruh kejuaraan yang bersifat nasional harus diliburkan. Setiap pemain nasional yang terdaftar pada sebuah klub, harus dilepaskan ke asosiasi pada tanggal yang dimaksud. Jadwal rilis para pemain timnas ini adalah 4 hari (termasuk hari pertandingan) sebelum pertandingan dilaksanakan, sementara untuk pemain yang berada di benua yang berbeda bisa diperpanjang menjadi 5 hari.

b.Pertandingan persahabatan, dimana tanggalnya sudah ditentukan (masuk kalender FIFA)

Juga memiliki tingkat perioritas tinggi, dan berada di atas level kompetisi nasional. Pada tanggal ini, seluruh kejuaraan yang bersifat nasional harus diliburkan. Setiap pemain nasional yang terdaftar pada sebuah klub, harus dilepaskan ke asosiasi pada tanggal yang dimaksud. Jadwal rilis para pemain timnas ini adalah 48 jam.

c.Pertandingan kualifikasi dengan tanggal yang sudah ditentukan (masuk kalender FIFA), dan dimintakan untuk pertandingan persahabatan

Dalam keadaan tertentu (force majeure, masalah jadwal dll), jadwal yang seharusnya diperuntukkan pada jadwal pertandingan kualfikasi, bisa diminta untuk ditetapkan sebagai pertandingan persahabatan. Pada saat seperti ini, klub harus melepaskan pemainnya ke asosiasi untuk kepentingan timnas, dengan masa jadwal rilis pemain adalah 48 jam.

d.Pertandingan persahabatan yang sudah ditentukan waktunya, dan dimintakan untuk pertandingan kualifikasi dalam kompetisi internasional

Jika sebuah asosiasi tidak bisa melakukan pertandingan kualifikasi pada tanggal yang ditetapkan karena suatu hal tertentu (force majeure, masalah jadwal dll), maka bisa meminta jadwal pertandingan persahabatan yang ada untuk diubah menjadi pertandingan kualifikasi. Jadwal rilis para pemain timnas ini adalah 48 jam.

e.Pertandingan persahabatan yang berada di luar kalendar FIFA

Pertandingan ini tidak memiliki prioritas di atas pertandingan dalam kejuaraan nasional. Sebuah klub tidak berkewajiban melepaskan pemain yang telah dipanggil jika pertandingan persahabatan tersebut akan diadakan pada tanggal di luar kalender pertandingan internasional. Pemain hanya akan di lepas ke asosiasi nasional jika klubnya setuju untuk melepaskannya.

f.Turnamen Tahap Final

Setaip pemain nasional yang terdaftar pada sebuah klub, dimana negaranya bermain untuk turnamen pada tahap final, dimana turnamen itu diselenggarakan secara resmi oleh FIFA atau konfederasi terkait, serta diatur sesuai jadwal kalender FIFA, harus dilepaskan ke asosiasi. Jadwal rilis pemain adalah 14 hari.

g.Rekomendasi

Sangat disarankan kepada semua asosiasi nasional untuk berusaha mengatur pertandingan internasional pada hari Rabu atau Sabtu. Jika memungkinkan, juga disarankan menggelar dua pertandingan internasional di minggu kalender yang sama, seperti halnya pertandingan pada hari Rabu dan Sabtu.

Dari sedikit kesimpulan di atas, sebenarnya PSSI-BTN masih dalam koridor yang benar, hanya saja itu sangat beresiko. Kenapa? Karena FIFA sendiri yang mengatakan bahwa pada pertandingan itu, klub punya hak untuk tidak melepaskan pemainnya. Dan inilah yang saya sebut sangat beresiko, bukan untuk timnas kita, tapi pada timnas lawan. Dan itulah yang terjadi pada Makau.

Bagaimana dengan Mali? FIFA merekomendasikan pertandingan pada midweek atau weekend (Rabu/Sabtu), tapi justru PSSI-BTN menyeret pertandingan tersebut ke hari Senin, 4 November, yang justru itu menjadi titik bagi Mali untuk menolak undangan PSSI-BTN. FIFA menetapkan midweek atau weekend pasti dengan suatu alasan tertentu. Dan bagi asosiasi yang concern terhadap peraturan FIFA, hal ini jelas menjadi penting.

Bagaimana dengan Kyrgiztan? Apakah ada hal-hal lain yang bisa membuat pertandingan mereka batal di tengah jalan? Bila mengacu pada tanggal pertandingan, sejauh ini Kyrgiztan belum mengajukan keberatan apa-apa terkait tanggal 1 November.

Bagaimana dengan kesiapan pemain timnas mereka? Setelah saya telusuri, liga tertinggi Kyrgiztan (Vysshaja Liga) masih menyisakan rata-rata 1-2 pertandingan, dan kemungkinan besar sebelum 1 November bisa selesai. Hanya ada 1 klub yang masih menyisakan 3 partai yaitu Dordoy Bishkek.

Timnas Kyrgiztan sejauh ini diisi oleh 15 pemain dari 3 klub asal liga domestik yaitu, Alga Bishkek, Abdish-Ata Kant, dan Dordoy Bishkek, 1 pemain dari Khimik Dzerzhinsk (Liga Russia-Divisi 2), 1 pemain dari Dynamo-2 Kyiv (Liga Ukraina-Divisi 2), 1 pemain dari FK Tauras Taurage (Liga Lithuania-Divisi 1), dan 1 pemain berstatus tanpa klub. Total ada 19 pemain yang saat ini menjadi andalan timnas Kyrgiztan.

Yang menarik adalah 10 dari 19 pemain timnas Kyrgiztan berasal dari klub Dordoy Bishkek, dimana klub ini masih menyisakan 3 partai lagi. Bila kita menghitung sisa hari di bulan oktober, maka asosiasi sepakbola Kyrgiztan (FFKR) harus bisa memastikan nama-nama pemain paling lambat pada tanggal 31 Oktober, yang artinya hanya sisa 5 hari ke depan bagi Dordoy Bishkek untuk memutuskan pemainnya bergabung dengan timnas atau memakainya di 3 pertandingan sisa.

Sebagai gambaran, Dordoy Bishkek adalah klub tersukses di liga tertinggi Kiyrgiztan. Dengan raihan 8 kali juara liga, 5 kali juara piala liga (copa), 1 kali juara Super Cup Kyrgiztan, 2 kali juara AFC President’s Cup, dan 6 kali tampil sebagai finalis di ajang AFC President’s Cup.

Saat ini Dordoy Bishkek sedang berjuang untuk menjadi kampiun liga yang ke 9. Berada di posisi ke 2, di bawah klub Alay Osh, Dordoy tertinggl 4 point, tapi masih memiliki keuntungan 2 partai lebih banyak dari Alay Osh. Bila Dordoy bisa memaksimalkan 3 laga sisa, maka kampiun liga ke 9 bisa dipastikan akan mempertahankan titel ini yang juga mereka raih tahun kemarin.

Tidak adanya keharusan untuk menghentikan liga, karena pertandingan Indonesia – Kyrgiztan berada di luar kalender FIFA, ditambah kans mempertahankan gelar adalah sebuah perseteruan prinsip yang cukup menantang bagi Dordoy Bishkek. Melihat data-data di atas, kemungkinan kembali gagalnya partai versus Kyrgiztan sangat terbuka. Ini artinya akan mengulang alasan Makau yang mereka sampaikan tempo hari.

Disinilah letak sulitnya menyelenggarakan partai internasional bila keluar dari kalender FIFA, tidak ada kekuatan hukum untuk menekan klub agar mereka melepas pemainnya ke timnas. Karena jelas, sebuah klub hanya berhak menahan pemain bila partai itu tidak masuk dalam kalender FIFA.

Dan sebaliknya, bila partai tersebut termasuk dalam kalender FIFA, dan klub tetap menahan pemain, maka akan ada sanksi bagi klub tersebut.

Menyoal batalnya laga versus Mali, saya jadi bertanya, apakah pertandingan internasional itu hanya boleh dilaksanakan di GBK? Apa tidak ada stadion lain di Indonesia yang juga memenuhi standar FIFA? Karena bila melihat kesiapan timnas Mali, mereka (Mali) jauh lebih siap ketimbang Kyrgiztan.

Timnas mereka berasal dari 20 klub yang tersebar di 3 benua (Afrika-Asia-Eropa), artinya tidak ada klub yang mendominasi. Liga domestiknya pun sudah selesai per Agustus lalu. Mereka hanya minta agar pertandingan dilakukan pada akhir minggu, tapi PSSI-BTN tetap tidak bisa mengabulkannya, dengan alasan GBK dipakai untuk acara lain.

Ahh...ingin rasanya cepat melihat Stadion Patriot Bekasi segera rampung, dengan kapasitas 30.000 seat, dan bentuk kubah yang mirip “San-Siro” (katanya...). Berharap melihat timnasku berlaga di situ, di kampungku suatu saat nanti.  Semoga...

Salam Sportivitas

Bekasi – Indonesia

25102013

Sumber: fifa.com, wikipedia.com, soccerway.com, tempo.co, skyscrapercity.com, bekasikota.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun