Jujur saja, saya kadang bingung yang dimaksud dengan "kritik yang membangun" itu yang bagaimana. Sebab, setahu saya, kritik itu sendiri artinya kecaman atau tanggapan.
Tanpa embel-embel "yang membangun" sekalipun, kritik pada dasarnya memang sudah membangun. Kan kritik ditujukan agar ada perbaikan. Berarti sudah jelas membangun dong.
Kritik yang disertai solusi? Sayangnya, itu seringkali juga cuma akal-akalan orang-orang yang anti kritik.
Bagi saya, kritik yang baik itu bukan kritik yang disertai solusi, melainkan kritik yang berlandaskan pada data dan fakta. Kalau tidak begitu, namanya fitnah. Toh, dalam kritik sebetulnya sudah terkandung solusi secara tersirat.
Penutup
Fungsi bahasa sejatinya adalah untuk komunikasi. Namun, di tangan pihak-pihak tertentu, bahasa bisa jadi alat propaganda.
Politisasi bahasa jadi berbahaya ketika ia mereduksi makna atau digunakan untuk memelintir fakta. Jika terus dilestarikan dan dinormalisasi, cara pandang masyarakat tentang suatu istilah juga akan mengikuti mereka yang mencetuskan dan mempopulerkannya.
Pertanyaan saya, perlukah kita mengganti istilah-istilah yang dirasa problematik itu dengan kata lain yang lebih baik dan sesuai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H