Setiap tanggal 30 September, kita selalu diingatkan kembali akan sejarah kelam 1965 yang menjadi senjakala kekuasaan Presiden Soekarno.Â
Sejak rezim Orde Baru (Orba) berkuasa, organisasi, tokoh-tokoh bahkan pemikiran-pemikiran yang disinyalir beraliran kiri ditumpas habis.Â
Organisasi berikut underbow-nya dibubarkan. Tokoh-tokohnya ditangkap, dibuang ke Pulau Buru bahkan dieksekusi tanpa pengadilan. Buku-buku yang memuat pemikiran atau tokoh-tokoh kiri dilarang beredar.Â
Dua dekade setelah Orba tumbang, razia atas buku-buku kiri dan pembubaran paksa diskusi-diskusi akademik terkait sejarah 1965 masih ada. Hantu PKI dan komunisme digaungkan untuk menebar paranoia dan dijadikan senjata untuk menyerang lawan politik atau siapapun yang dianggap berseberangan.Â
Memangnya, pemikiran kiri itu apa sih? Apa dia sejenis demit? Kenapa ia ditakuti?Â
Mengutip dari Wikipedia, pemikiran kiri dan kanan sebetulnya berkaitan ideologi, partai atau posisi politik yang diklasifikasikan menjadi sayap kiri dan sayap kanan. Istilah ini berasal dari Prancis, di mana sayap kiri dianggap sebagai "partai gerakan" sedangkan sayap kanan dianggap sebagai "partai keteraturan".Â
Adapun ide-ide yang kerap diusung oleh kelompok kiri antara lain kebebasan, persamaan derajat, solidaritas, pembelaan hak-hak, perjuangan sosial, reformasi dan internasionalisme. Isu-isu yang lekat dengan perjuangan kelompok kiri, misalnya antiglobalisasi, antikapitalisme, lingkungan hidup, feminisme, gerakan buruh, demokrasi, sekulerisme dan sebagainya. Komunisme juga termasuk ideologi kiri, tapi bukan satu-satunya.Â
Sementara itu, ide-ide yang kerap diasosiasikan dengan kelompok kanan antara lain hierarki, keteraturan, kewajiban, tradisi, nasionalisme dan mematuhi pihak berwenang. Konservatisme, liberalisme klasik, kelompok kanan agama, nasionalisme otoriter, kapitalisme, fasisme, sering dimasukkan dalam spektrum politik sayap kanan, meski soal fasisme ini dibantah oleh sebagian ahli.Â
Pertanyaan berikutnya, apakah pemikiran kiri ini sedemikian berbahayanya sampai-sampai harus dilarang?Â
Sebenarnya ya, jangankan pemikiran kiri, pemikiran kanan yang ekstrem juga sama berbahayanya. Sama-sama menimbulkan intoleransi, diskriminasi dan tindakan represif.Â