Pernikahan adalah salah satu fase dalam hidup manusia dewasa yang paling ditunggu dan diidamkan.Â
Dia yang kamu perjuangkan selama ini, bakal menjadi teman hidupmu dalam suka maupun duka. Siapa sih yang tidak bahagia?Â
Pernikahan itu indah, tapi bisa jadi petaka ketika yang menjalaninya tidak siap apa-apa. Entah itu tidak siap mental (baca: belum dewasa, baik dalam arti sesungguhnya seperti yang terjadi pada pernikahan anak, maupun secara sikap dan pola pikir yang belum matang), ilmu maupun finansial.Â
Pasalnya, menikah itu bukan hanya modal cinta. Ingat ya, sembako, tagihan listrik, cicilan KPR sampai nanti biaya pendidikan anak dibayar dengan uang, bukan dengan puisi cinta apalagi rayuan gombal.Â
Setelah menikah, bisa jadi kamu akan mendapati hal-hal baru yang tidak pernah kamu ketahui tentang pasangan saat masih pacaran. Beberapa di antaranya mungkin mengecewakan karena ternyata tidak sesuai ekspektasimu.Â
Tak jarang, hal ini bisa menimbulkan masalah dan memicu pertengkaran. Syukur-syukur kalau bisa diselesaikan baik-baik. Kalau tidak, bisa-bisa masalah bertambah runyam dan berujung pada perceraian.Â
Nah, untuk meminimalkan risiko terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan selama pernikahan, ada baiknya kamu yang berencana menikah membicarakan hal-hal tabu berikut secara jujur dan terbuka dengan calon pasanganmu.Â
1. FinansialÂ
Masalah finansial merupakan salah satu faktor utama penyebab pertengkaran bahkan perceraian antara pasangan suami-istri (pasutri).Â
Mendiskusikan masalah ini bersamanya sebelum menikah dapat membantumu untuk mendapat gambaran tentang kondisi keuangan masing-masing sehingga bisa mengatur strategi keuangan dengan lebih baik.Â
Oiya, saking pentingnya masalah finansial ini, terutama soal pemisahan harta dan utang seringkali dimasukkan sebagai isi dari perjanjian pra nikah. Adapun masalah finansial yang sebaiknya dikomunikasikan bersama calon pasangan antara lain:
- Penghasilan: nominal, sumber penghasilan dan apakah penghasilannya itu penghasilan tetap atau tidak.
Penghasilan tetap dan tidak tetap itu strategi perencanaan dan pengelolaan keuangannya berbeda.
Mereka yang berpenghasilan tetap apalagi yang di masa tuanya sudah ada jaminan berupa uang pensiun, tentu lebih adem ayem. Nah, mereka yang berpenghasilan tidak tetap ini memang harus lebih teliti dan hati-hati lagi dalam mengelola keuangannya. Jadi, kalau calon pasanganmu bertanya tentang penghasilanmu, jangan buru-buru insecure atau menuduh dia matre, ya. - Pengeluaran: soal bagaimana kamu dan dia menghabiskan penghasilan.
Selain untuk kebutuhan pokok, bicarakan juga tentang pengeluaran untuk hobi atau koleksi dan apakah kamu atau dia juga punya tanggungan untuk membiayai kebutuhan orangtua atau menyekolahkan adik-adik. Dari sini kamu dan dia juga bisa sama-sama belajar untuk lebih bijak menggunakan uang. - Utang: berapa jumlahnya? Untuk apa? Utang ke siapa saja? Apakah itu utang pribadi atau utang orangtuanya? Bagaimana selama ini kamu atau dia melunasinya? Setelah menikah, apakah utang ini mau tetap ditanggung sendiri atau ditanggung bersama pasangan?
- Tujuan dan rencana keuangan: mau kontrak atau beli rumah? Biaya pendidikan anak? Rencana liburan atau rekreasi? Dana darurat? Dana pensiun? Dan sebagainya.