Selamat datang dan berjumpa kembali dengan Ramadhan 1443 Hijriah. Semoga rekan-rekan Kompasianer selalu dalam keadaan sehat walafiat.Â
Awal puasa Ramadhan ini memang terdapat perbedaan. Ada yang mulai berpuasa pada tanggal 2 April dan ada yang baru mulai tanggal 3 April.Â
Perbedaan dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal adalah hal yang lumrah terjadi di kalangan umat Islam, khususnya di Tanah Air. Jadi, tidak perlu diributkan mana yang benar dan salah. Yang salah adalah yang mengaku muslim dan tidak ada uzur yang dibenarkan menurut syariat tapi tidak puasa.Â
Baiklah, mari kembali ke judul~
Tahukah Anda bahwa setiap Ramadhan (hingga menjelang Idul Fitri), para ibu akan lebih sibuk dan repot dibandingkan hari-hari biasa?
Sebagaimana kebiasaan di banyak rumah tangga ketika Ramadhan, ibu-ibu biasanya menyiapkan menu yang berbeda alias menu khusus di samping menu pokok.Â
Mereka juga akan bangun lebih awal untuk menyiapkan sahur bagi seluruh anggota keluarga. Terbayang kan, mereka harus bangun sepagi apa? Bukankah itu artinya jam tidur jadi lebih sedikit?Â
Belum lagi ibu-ibu yang punya anak kecil dan sedang mengajarkan anaknya berpuasa. Ya, kalau anaknya gampang dibangunkan. Kalau susah dibangunkan atau malah rewel bagaimana? Seperti saat saya masih kecil dan baru belajar puasa, mama sampai harus menyuapi saya yang "terpaksa" bangun padahal masih mau berkemul. Apalagi waktu itu saya termasuk anak yang susah makan.Â
Karena masih kecil dan belum kuat puasa seharian penuh, saya berbuka pada tengah hari (biasa disebut puasa bedug) sebelum lanjut puasa lagi sampai maghrib. Jadilah mama harus mengurusi makan dan minum saya di jam-jam tersebut. Sungguh merepotkan sekali saya saat itu.
Padahal kegiatan para ibu di bulan Ramadhan tidak hanya memasak untuk berbuka dan sahur. Bisa jadi ada yang sibuk dengan kegiatan-kegiatan Ramadhan di masjid kampungnya, seperti salat tarawih berjamaah, tadarus Al-Quran, pengajian dan kegiatan lainnya. Ibu-ibu yang sehari-harinya bekerja juga sama sibuk dan lelahnya.Â