Adanya tabu menstruasi membuat perempuan tidak berani mempertanyakan kebenaran dari mitos-mitos yang beredar.
Mereka pun seringkali bingung harus bertanya kepada siapa. Hal ini dapat menghambat perempuan untuk berdaya dari segi sosial, ekonomi, kesehatan dan kebersihan diri.
Wasana Kata
Tabu menstruasi yang turut diperkuat oleh budaya patriarki membuat perempuan haid kerap menerima perlakuan diskriminatif.
Orangtua dan guru punya peran penting dalam memberikan pemahaman yang benar tentang menstruasi, seperti proses dan siklus menstruasi, kondisi fisik dan emosi, cara menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta organ reproduksi dan sebagainya.
Berikan juga ruang aman bagi anak-anak remaja perempuan untuk berdiskusi tentang pengalaman dan hal apa pun yang berhubungan dengan menstruasi atau seksualitas secara umum. Hal ini dilakukan agar mereka mampu memandang persoalan tersebut secara kritis dan logis, bukan hanya menelan mentah-mentah mitos yang belum jelas kebenarannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI