Pada 9-16 September 2021 lalu, lembaga survei Indikator bekerja sama dengan Yayasan Indonesia CERAH melakukan survei nasional tentang persepsi generasi Z dan milenial atas peroalan krisis iklim di Indonesia.Â
Survei dilakukan terhadap 4.020 responden yang terdiri atas 3.216 responden usia 17-26 tahun (generasi Z) dan 804 responden usia 27-35 tahun (milenial) di seluruh provinsi di Indonesia, baik pedesaan maupun perkotaan, dari berbagai latar belakang suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Hasil survei menunjukkan kerusakan lingkungan sebagai isu yang paling dikhawatirkan oleh generasi Z dan milenial di Indonesia setelah isu korupsi.Â
Adapun 5 urutan teratas terkait isu lingkungan yang dianggap paling penting adalah masalah sampah (62%), polusi udara (46%), pencemaran sungai, danau dan air tanah (41%), perubahan iklim (39%) dan banjir (29%).
Responden yang merupakan anak muda ini juga mengungkapkan berbagai permasalahan terkait perubahan iklim yang tengah dikhawatirkan saat ini dan di tahun-tahun mendatang, seperti cuaca ekstrem (42%), penumpukan sampah dan bahan plastik (36%), kesehatan (35%), penggundulan hutan (33%), polusi udara (24%), kekurangan bahan pangan (23%) dan sebagainya. (Laporan lengkapnya dapat dilihat di halaman akhir bagian rujukan)
Isu Lingkungan Jarang Menjadi Isu Arus Utama
Meskipun isu lingkungan dan krisis iklim merupakan isu yang populer di kalangan anak muda, namun masih minim perhatian dari para politisi atau pejabat publik.Â
Hal ini didukung oleh temuan dalam survei yang sama yang menunjukkan bahwa belum ada satu partai politik (parpol) pun yang menaruh perhatian pada isu lingkungan dan perubahan iklim.
Debat-debat politik masih sepi dari isu ini. Dalam debat capres-cawapres pun isu krisis iklim ditaruh di urutan paling belakang dalam daftar pertanyaan dan selalu menjadi agenda tersembunyi di balik topik lingkungan hidup.