Kecemasan hanya berlangsung beberapa saat dan akan reda atau hilang saat kita berhasil melakukan sesuatu sebagai solusi untuk mengatasi pemicu kecemasan tersebut. Misalnya, kita cemas karena penguji skripsi kita adalah dosen killer. Kita cemas karena takut tidak lulus.Â
Untuk mengatasi kecemasan, kita akan belajar mendalami skripsi tersebut supaya saat sidang tidak tampil memalukan. Ternyata saat hari-H kita bisa melewatinya dengan baik dan lulus walaupun tetap deg deg ser juga.
Sementara pada gangguan kecemasan (anxiety disorder) penyebab atau pemicunya tidak jelas. Artinya seseorang bisa secara tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas merasa cemas berlebihan. Hal itu dapat terjadi berkali-kali dan intens (bukan yang hanya sesaat seperti pada kecemasan biasa) sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Seseorang dengan gangguan kecemasan juga bisa mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang lain, seperti yang terjadi pada pengidap gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder) dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Tips Mengatasi Kecemasan Berlebih di Kala Pandemi
Kesehatan mental di masa pandemi menjadi penting untuk diperhatikan, begitu pula dengan kesehatan fisik. Bahkan telah banyak penelitian dan artikel yang menyatakan bahwa kesehatan mental punya pengaruh signifikan terhadap kesehatan fisik.
Kecemasan yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan stres dan depresi. Yang lebih parah jika sampai berubah menjadi gangguan kecemasan dan menimbulkan perasaan ingin bunuh diri.
Lalu, bagaimana cara mengatasi kecemasan berlebih agar tidak berlarut-larut dan berubah menjadi gangguan kecemasan?
Pertama, batasi diri dari paparan informasi yang membuat cemas dan takut
Alih-alih mendengarkan berita dan mencari tahu lebih lanjut tentang penambahan kasus Covid-19 dan sebangsanya, lebih baik mencari informasi-informasi bermanfaat seperti cara meningkatkan imunitas tubuh, tips menjalankan WFH tanpa stres, rekomendasi buku dan series yang cocok untuk menemani masa-masa #stayathome dan sebagainya. Hindari juga mengonsumsi berita hoax yang sumbernya tidak jelas.
Kedua, melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
Sudah banyak artikel dan penelitian yang membahas manfaat olahraga bagi kesehatan, seperti mencegah penyakit jantung dan stroke, mengendalikan kadar gula darah, menstabilkan tekanan darah, menjaga berat badan tetap ideal, memperbaiki suasana hati dan menghilangkan stres.Â
Secara umum, kita disarankan untuk berolahraga 30 menit per hari. Waktu 30 menit ini juga dapat dibagi menjadi dua sesi, yaitu pagi 15 menit dan sore 15 menit.
Ketiga, melakukan hobi
Jika biasanya kita tidak banyak memiliki waktu untuk melakukan hobi karena kesibukan, mungkin ini adalah kesempatan yang baik.Â