: untuk seorang sahabat yang setahun lalu berpulang
Hari itu kau menempuh perjalanan pulang
ke kota tempatmu bermukim
demi sepotong mimpi dan sesuap nasi
demi kau berdiri di atas kakimu sendiri
Tapi kau tak pernah sampai
karena hari itu kau membawa kabar pamit
yang tak sempat kau titipkan pada angin
namun terkatakan lewat kain kafan dan peti mati
Maaf, jika ternyata aku tak setabah hujan di bulan Juni
Aku hanya lebih terlatih untuk menyembunyikan air mataku di sebuah titik yang paling subtil
Tapi aku lega, kau telah kembali ke rumah yang lebih baik, tanpa perlu berpaling lagiÂ
07/06/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H