Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

4 Pelajaran yang Akan Kita Dapatkan dari Bulan Ramadan

13 April 2021   12:20 Diperbarui: 13 April 2021   12:31 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibadah di bulan Ramadan | sumber gambar : ayojakarta.com

Tidak terasa kini kita dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan.  

Bulan mulia bagi umat Islam ini disambut hangat dengan penuh sukacita.

Penetapan 1 Ramadan 1442 Hijriah diumumkan melalui sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama pada hari Senin, 12 April 2021. Adapun hasil sidang isbat menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021.  

Ramadan adalah bulan yang istimewa dan berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Banyak dalil, baik dalam Al-Quran maupun hadis yang menyebutkan keutamaan dan keismewaan bulan Ramadan.  

Ramadan juga merupakan bulan latihan. Ada banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik dari bulan mulia ini. Selama 1 bulan penuh keimanan kita akan ditempa. Bagaimana kualitas puasa kita di bulan suci ini akan tampak hasilnya di 11 bulan berikutnya. Apakah ada perubahan atau begitu-begitu saja? Atau malah menurun kualitasnya?

Nah, berikut adalah 4 pelajaran yang akan kita dapatkan selama menjalani ibadah puasa Ramadan.

1.  Kesabaran  

Puasa bukan hanya perihal menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami-istri di siang hari. Kita juga harus mampu mengendalikan diri dari amarah, ghibah, dusta, berprasangka buruk dan perbuatan-perbuatan lainnya yang berpotensi mengurangi pahala puasa.  

Lalu, buat yang aktif di dunia maya, puasa seharusnya bisa jadi latihan untuk menjaga jari dan mata. 

Menjaga mata dari melihat hal-hal yang dilarang, menjaga jari dari memaki orang di kolom komentar ,menyebarkan fitnah, berita bohong, ujaran kebencian dan berbagai keburukan di dunia maya lainnya.  

Belajar untuk menyikapi dan menanggapi sesuatu (walaupun itu adalah yang tidak menyenangkan) dengan tenang, tidak reaktif atau meledak-ledak, namun tetap fokus pada tujuan dan jalan keluar.  

2.  Keikhlasan

Apabila dibandingkan dengan ibadah lain, puasa adalah ibadah yang risiko untuk pamernya rendah. 

Kenapa? Karena puasa adalah ibadah sunyi. Yang benar-benar tahu Anda berpuasa atau tidak, hanya diri Anda dan Allah SWT.  

Mari kita bandingkan dengan ibadah yang lain.

Salat, misalnya. Bagaimana salat berpotensi menimbulkan sikap riya' atau pamer dalam diri kita?  

Misalnya, ketika Anda menjadi imam salat yang bacaannya dijaharkan (dibaca dengan suara nyaring), ada potensi riya' ingin bacaan surat Al-Quran yang Anda lantunkan dipuji jamaah yang hadir.

Zakat dan sedekah. Keduanya mengharuskan kita untuk menyerahkan harta yang kita zakatkan atau sedekahkan kepada orang yang diberi amanah untuk mengumpulkan dan mengelolanya.  

Saat kita menyerahkan harta kita itulah bisa saja timbul benih-benih riya' agar dianggap sebagai orang dermawan.  

Ibadah haji. Di mana potensi pamernya?  

Di Indonesia, orang yang mampu pergi haji (apalagi yang bisa pergi haji berkali-kali ditambah sering umrah), merupakan prestise tersendiri.  

Itulah sebabnya, ada orang yang kalau di depan namanya tidak disematkan embel-embel "Pak Haji atau Bu Hajah" malah ngambek karena merasa nggak dihormati. Padahal umat Islam di negara lain nggak ada tuh, yang protes atau merasa nggak dihormati gara-gara nggak dipanggil "Pak Haji atau Bu Hajah".  

Lha, kalau puasa, apa yang mau dipamerkan?  

Maka, jelaslah bahwa puasa mengajarkan kita tentang keikhlasan.  

Jadi, apa itu ikhlas? Ikhlas adalah ketika kita mampu melakukan suatu hal dengan niat tulus karena Allah semata bukan untuk mendapatkan pujian dari makhluk-Nya.  

3.  Empati  

Puasa seharusnya mampu membuat empati kita lebih terasah. Kita seharusnya mampu merasakan bagaimana di luar sana masih ada orang yang kelaparan.  

Kita barangkali lebih beruntung karena menahan lapar selama beberapa jam saja dalam sebulan ini. Sementara orang-orang miskin mengalaminya hampir setiap saat.  

Jangankan memenuhi gizi dengan makanan 4 sehat 5 sempurna. Kadang untuk bisa makan sehari 3 kali saja rasanya susah.  

Belum lagi mereka yang tinggal di daerah dengan bencana kekeringan dan kelaparan parah, seperti di beberapa negara di Afrika. Jumlah kasus kematian akibat kelaparan dan gizi buruk tinggi.  

Bahkan ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan pulihnya ini, angka kelaparan global meningkat. Jumlahnya pun lebih tinggi dibandingkan angka kematian akibat Covid-19.  

4.  Kesederhanaan  

Kebiasaan buruk sebagian masyarakat Indonesia saat bulan Ramadan adalah berlebihan dalam menyantap hidangan ketika berbuka puasa.  

Apalagi kalau lagi ada acara buka bersama, di mana di atas meja disediakan beragam hidangan. Semua ingin dimakan sampai perut kekenyangan.  

Mending kalau makanan yang diambil itu dihabiskan. Kadang malah ada yang dibuang-buang dan jadi sampah.  

Dikutip dari mediaindonesia.com, pada bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri, jumlah sampah makanan di Indonesia justru meningkat sebanyak lebih dari 10%.  

Nah, lho, padahal saat puasa,  konsumsi makanan kita tidak sebanyak hari biasa bukan?  

Kalau hari biasa kita biasa makan sehari 3 kali belum ditambah ngemil, ketika puasa kita cuma makan saat sahur dan berbuka. Harusnya jumlah sampah makanan bisa lebih ditekan dong?  

Saya tahu, aktivitas kita barangkali tidak libur saat bulan Ramadan. Puasa tapi tetap sibuk dengan sekolah, kuliah atau pekerjaan. Aktivitas-aktivitas itu memang membuat lelah, lapar dan dahaga. Terlebih lagi di sore hari menjelang senja.  

Tapi, makan berlebihan saat berbuka sampai kekenyangan bisa mengganggu kekhusyukan kita saat beribadah salat Isya dan Tarawih.  

Rasulullah saw mengajarkan bahwa mengonsumsi makanan itu disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Gunanya adalah untuk menegakkan tulang punggung agar tubuh tidak lemah dan tetap sehat. Dengan demikian, kita bisa produktif dalam beribadah maupun beraktivitas.  

Jadi, jelas ya, kalau berbuka itu jangan balas dendam kayak orang nggak makan setahun.  

Ramadan adalah bulan di mana pahala akan dilipatgandakan dan pintu ampunan dibuka lebar. Inilah kesempatan bagi kita untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh.  

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan. Semoga kita bukan termasuk golongan yang merugi saat nanti Ramadan pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun