Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Introspeksi

3 Januari 2021   22:17 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:37 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi-pexels.com

Aku melihat waktu melesat
seperti kilat sebelum petir menyambar
singkat dan cepat
Adakah detik yang disisihkan untuk perenungan?

Aku mendengar perdebatan
antara dendam dan maaf
rayuan pada sesat dan ajakan pada selamat
Adakah sumbat pada telinga?

Aku menghirup aroma harapan
yang menguar dari doa-doa di sepertiga malam
dari sajak-sajak ratapan yang bergema
Adakah ruang hampa masih mengisi jiwa?

Aku menyentuh kepingan masa silam
ada yang hangat disepuh tawa
dan ada yang dingin berselimut luka
Adakah hiburan paling meriah dan kesepian paling tabah untuk merayakan kehilangan?

Aku mencecap manis kata-kata berbisa
dan pahit dusta berbalut kebijaksanaan
Orang-orang berlomba mendeklarasikan dirinya sebagai "dewa"
Adakah kebodohan paling sempurna yang masih kuyakini sebagai kebenaran?
Sementara kebenaran entah disembunyikan di mana 

03/01/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun