Pernah nggak sih, kamu mempertanyakan kepada dirimu sendiri mengapa hidupmu begini-begini aja, nggak ada perubahan yang signifikan, sementara orang lain sepertinya sudah berkembang sangat jauh, melampaui kamu?Â
Saat teman-teman yang lain udah pada lulus dan wisuda, kamu masih berkutat dengan skripsi. Teman-teman udah pada mapan dan bekerja di perusahaan multinasional, kamu cuma bekerja di perusahaan kecil dengan gaji UMR atau malah belum punya pekerjaan sama sekali (pengangguran).Â
Ada juga yang udah sukses membangun bisnisnya sampai punya 10 cabang yang tersebar di beberapa kota, sementara kamu baru merintis bisnis aja udah kena tipu. Ketika teman-temanmu satu per satu telah melepas masa lajangnya, kamu masih sendiri aja. Jomlo 25 tahun pula.Â
Akhirnya kamu galau. Merasa insecure dengan diri dan masa depanmu.Â
Jika kamu pernah merasa seperti ini, artinya kamu sedang mengalami quarter life crisis atau krisis hidup seperempat abad. Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan quarter life crisis?Â
Quarter Life Crisis atau krisis hidup seperempat abad adalah kondisi emosional seseorang yang sering diliputi perasaan ragu akan kemampuan diri dan khawatir akan masa depannya sehingga menjadi hilang arah.Â
Hal ini biasanya dialami oleh anak-anak muda berusia 20-30 tahun (dewasa awal). Namun ada pula yang mengalaminya lebih cepat, misalnya di usia 18-19 tahun.Â
Fase-fase Dalam Quarter Life Crisis
Quarter Life Crisis sendiri terdiri dari 4 (empat) fase atau tahap sebagai berikut:
Pertama, perasaan terjebak
Misalnya, kamu punya passion di bidang kepenulisan dan ingin menjadi penulis terkenal. Tapi kamu malah bekerja sebagai karyawan perusahaan. Kamu merasa nggak nyaman dengan pekerjaanmu sekarang.Â
Kamu sering berpikir untuk mengundurkan diri agar bisa mengejar impianmu menjadi penulis. Tapi, di sisi lain, kamu butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupmu.Â