Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Panduan Mengatur Biaya Gaya Hidup agar Keuangan Tetap Aman dan Stabil

21 September 2020   11:48 Diperbarui: 21 September 2020   11:52 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gaya hidup-mrprandco.com

Generasi milenial memang dikenal lebih banyak menghabiskan uangnya untuk membeli pengalaman dan gaya hidup. Pengeluaran-pengeluaran tersebut memang dianggap wajar oleh mereka. Padahal jika dikumpulkan, jumlahnya cukup fantastis. 

Survei terbaru Ameritrade yang dilansir dari CNBC Make It menunjukkan bahwa pengeluaran untuk liburan atau traveling sering dijadikan prioritas utama. Disusul dengan makan malam di luar atau nongkrong di kedai kopi di peringkat berikutnya dalam hal pengeluaran gaya hidup generasi milenial. 

Jika dirata-rata, mereka bisa menghabiskan US$ 838 per bulan atau setara dengan Rp 11 juta untuk pengeluaran yang tidak penting. Jumlah ini tentu saja lebih tinggi dibandingkan generasi baby boomer dengan pengeluaran sebesar US$ 683 atau Rp 9,56 juta per bulan. Dan generasi X dengan pengeluaran sebesar US$ 588 atau Rp 8,2 juta per bulan. 

Memangnya salah ya, kalau kita mengeluarkan uang untuk bersenang-senang? Oh, tentu saja tidak! Kita bisa kok, tetap memenuhi keinginan kita untuk beli baju-baju yang fashionable, nongkrong di kedai kopi kekinian bahkan liburan sekali pun tanpa membuat keuangan kita carut-marut. Caranya? Simak penjelasan berikut ini!

1. Liburan

ilustrasi liburan-youmatter.world
ilustrasi liburan-youmatter.world

Untuk liburan sendiri, ada tiga pilihan yang bisa kamu pertimbangkan untuk disesuaikan dengan kondisi keuanganmu. Mau liburan ke luar negeri? Luar kota? Atau cukup dengan liburan tipis-tipis di dalam kota? 

Kalau kamu tetap ingin jalan-jalan tapi nggak punya banyak uang atau sedang ingin berhemat, mengunjungi tempat-tempat wisata di dalam kota tempat tinggalmu bisa jadi pilihan. Paling kamu cuma butuh biaya bensin, parkir, tiket masuk tempat wisata dan jajan. 

Kalau ingin liburan ke luar kota atau luar negeri, kamu butuh biaya yang lebih banyak. Ada pengeluaran untuk transportasi, penginapan, konsumsi, tiket masuk tempat wisata dan hal-hal lain yang diperlukan. Selain itu, kamu juga harus siap-siap biaya pembuatan paspor dan visa kalau ingin liburan ke luar negeri. Kamu pun juga bisa memanfaatkan promo, seperti tiket pesawat dan penginapan untuk mendapatkan harga yang lebih miring. 

2. Nongkrong

Nongkrong bagi generasi milenial adalah suatu keharusan untuk menunjukkan eksistensi. Mereka senang sekali mengunjungi kafe-kafe kekinian lalu mengunggah foto makanan yang dipesan atau suasana kafe tempat mereka nongkrong. Ditambah pula dengan tagar-tagar yang menarik biar lebih keren. 

Pengeluaran rata-rata generasi milenial untuk nongkrong bisa mencapai Rp 1 juta-Rp 2 juta per bulan. Mereka biasa nongkrong di kedai kopi setiap akhir pekan. Terutama malam minggu. 

Nongkrong memang menjadi kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan dari anak muda. Menghemat pengeluaran untuk nongkrong bukan berarti tidak boleh nongkrong sama sekali. Boleh nongkrong, asalkan intensitasnya yang dikurangi. Misal, yang awalnya setiap akhir pekan dikurangi jadi cuma dua minggu sekali. 

3. Belanja Produk Fashion

ilustrasi shopping-globalblue.com
ilustrasi shopping-globalblue.com

Kita nggak perlu beli baju, sepatu, tas atau asesoris tiap bulan. Selain cuma bikin lemari penuh, barang-barang tersebut kebanyakan cuma ditumpuk tapi jarang atau bahkan nggak pernah dipakai. Malah mubazir kan jadinya?

Untuk baju, alih-alih beli setiap bulan, lebih baik beli saja setiap 3-4 bulan sekali. Bisa saja dilakukan ketika hari-hari besar, misalnya lebaran, natal dan tahun baru, agar dapat diskon. 

Oiya, biar lemarimu nggak terlalu sumpek, kamu juga bisa lho, menjual kembali pakaian-pakaianmu yang sudah tidak pernah dipakai lagi. Lumayan kan bisa dapat uang tambahan? Selain itu, kamu juga bisa mendonasikan atau memberikannya secara sukarela kepada orang-orang yang membutuhkan. 

4. Gawai 

Kita tidak perlu membeli smartphone baru setiap tahun atau ketika muncul seri terbaru. Kalau smartphone yang kamu miliki masih berfungsi dengan baik dan menunjang aktivitasmu, berarti tidak perlu diganti. Apabila kamu mampu merawatnya dengan baik, pasti smartphonemu bakal awet kok! Dengan begitu, kamu dapat menghemat pengeluaran untuk membeli smartphone baru. 

Menghemat biaya gaya hidup bukan berarti melarangmu untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Kamu hanya perlu mengendalikan dirimu agar punya gaya hidup yang lebih sehat dan seimbang. Hal ini juga akan membuat keuanganmu lebih stabil. Jadi, kebutuhan hidupmu yang pokok bisa terpenuhi, tapi kamu juga tetap bisa happy-happy tanpa khawatir anggaran minus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun