Kedua, golongan yang gagal paham apa itu satire sekaligus tidak mampu menangkap maksud si penulis. Pembaca golongan kedua ini biasanya suka nge-gas dan menghujat penulis di kolom komentar. Udah nge-gas, kadang komentarnya suka nggak nyambung pula dengan topik yang sedang dibahas. Akhirnya terjadilah debat kusir, entah dengan penulis maupun dengan pembaca lainnya.Â
Menulis satire itu memang tidak mudah dan berisiko disalahpahami bahkan dibully. Namun, saya sepakat bahwa orang-orang yang mampu menulis satire adalah penulis-penulis jenius level dewa. Dan satu pesan yang bisa saya sampaikan bagi pembaca sekalian, kalau membaca tulisan satire itu jangan pakai emosi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H