Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Berdamai dengan Sunyi

15 Maret 2020   07:28 Diperbarui: 15 Maret 2020   07:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
picture by Dominik Schroder from unsplash

Aku pikir kesibukan adalah pelarian terbaik dari rasa hampa. Kita telah melewatkan hari-hari tanpa percakapan yang biasanya. Ah, mungkin benar, kita memang butuh jeda. Mungkin juga jarak agar kita belajar dan paham arti kesepian. Aku masih belajar untuk mengenal, sedangkan kamu telah lebih dulu berkawan.

Bukan salahmu, bukan salah pertemuan kita, jika hari ini aku membenci dan mengutuk sunyi. Kau tahu, takdir tak pernah mengizinkanku untuk jatuh cinta tanpa patah hati.

Ajari aku untuk jatuh cinta dan patah hati berulang kali
agar aku mampu berdamai dengan sunyi
agar aku dapat menggantikanmu
mengambil alih seluruh lukamu

15/03/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun