Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untuk Apa?

27 September 2019   05:39 Diperbarui: 27 September 2019   05:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hourglass-picture by Nathan Dumlao on unsplash.com

Jika sebuah pujian mampu menumbuhkan sayap-sayap kebanggan yang mampu membuatmu mengangkasa, untuk apa? Jika pada akhirnya kau hanya akan dihempaskan ke bumi.
Jatuh.
Sakit.
Terluka.
Patah.

Jika kita mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau membaca masa depan, untuk apa? Jika pada akhirnya kita berhenti karena merasa harapan sudah tiada lagi.
Gelisah.
Ragu.
Takut.
Mundur teratur.

Jika semua kebahagiaan bisa kita dapatkan dengan sekali ayunan tongkat sihir, untuk apa? Jika pada akhirnya kebahagiaan tidak diukur dari apa dan seberapa banyak yang dimiliki.
Semu.
Hampa.
Delusi.

Kita sedang berhitung mundur dengan waktu untuk mencapai titik nol
Kita sedang berhitung dengan teori probabilitas
dimana takdir akan bergerak mendekati angka nol atau satu
Coba pahami itu! 

27/09/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun